“Jadi realisasi khususnya dari sisi penerimaan itu sangat baik, karena dari sisi penerimaan kita sudah diangka 115%, yang mana hal itu menunjukan aktifitas ekonomi sampai dengan akhir November 2023, relatif masih cukup bagus,” lanjutnya.
Meski demikan, pihaknya tetap mendapatkan tantangan dari sisi belanja, karena masih belum sesui dengan yang ditargetkan, yaitu di angka 82%.
Oleh sebab itu, pihaknya berharap agar seluruh mitra kerja DJPb Kalsel bisa mengoptimalkan waktu yang tersisa tidak banyak ini untuk segera menyelesaikan kegiatan, projek dan segera melakukan permohonan pembayaran baik itu di APBN maupun APBD, sehingga sampai dengan akhir tahun 2023, target bisa dicapai dengan baik.
“Target kita di akhir tahun itu bisa mencapai di angka 95-96%, karena itu masih cukup banyak yang harus kita lakukan sampai dengan akhir tahun ini,” tuturnya.
Lebih lanjut, realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga 31 November 2023 di Kalsel sedikit menurun dari target yang ditentukan.
“Untuk target KUR kita tahun ini yaitu Rp6,5 Triliun, sementara dari data sampai dengan November 2023 ini baru diangka 4,66 Triliun atau bari 87,91%,” papar Safriadi.
Penurunan akselerasi KUR tersebut terjadi di hampir semua lokasi disebabkan oleh berapa kebijakan yang harus disikapi oleh penyalur KUR.
Di antara kebijakannya adalah penyalur tidak boleh membiayai debitur yang sudah pernah mendapatkan KUR untuk kesekian kali, sehingga penyaluran KUR tidak terpaku kepada orang yang sama, serta harus menyebar ke UMKM.
“Regulasi terbaru yang diterbitkan Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) tersebut tidak mudah dipraktekkan oleh penyalur KUR. Makanya, 18 penyalur KUR yang melakukan akselerasi patut diapresiasi, karena hampir mendekati target penyaluran. Terlebih lagi, tidak mudah mencari debitur KUR yang layak, sesuai target dan aman untuk perbankan,” tambahnya.