Kondisi itu berimbas paling parah pada pria belum menikah yang bekerja lebih dari 52 jam dalam sepekan, dan tidak memiliki anak.
Sementara bagi perempuan, waktu perjalanan yang lama paling berimbas pada kelompok pekerja shift dan yang memiliki anak.
“Hubungan antara waktu perjalanan yang lama dan gejala depresi yang memburuk juga ditemukan lebih kuat di kalangan pekerja berpenghasilan rendah,” jelas peneliti. (berbagai sumber)
Editor: Erna Djedi