“Proses panjang itu sekali lagi menunjukkan bahwa proses evakuasi sangat tidak mudah. Namun, upaya kita terus kita lakukan secara maksimal,” kata Retno.
Selama hampir satu pekan terakhir berada di Timur Tengah untuk mengikuti rangkaian acara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Retno mengatakan dirinya terus melakukan komunikasi dengan banyak pihak, untuk memastikan para WNI dalam keadaan baik dan nama-nama mereka segera bisa masuk di dalam daftar evakuasi.
Bahkan, Menlu Retno beberapa kali mendesak agar pintu Rafah bisa dibuka.
Bersamaan dengan itu, tim Kementerian Luar Negeri di bawah komando Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI), Judha Nugraha, juga terus melakukan komunikasi dengan tim evakuasi dari KBRI Kairo yang bertugas di lapangan.
“Tim evakuasi KBRI Kairo juga terus bolak-balik dengan harapan sewaktu-waktu pintu dibuka dan evakuasi dapat dilakukan. Sekali lagi, hanya ada satu kata yang dapat diucapkan: Alhamdullilah,” kata Retno.
Sebelumnya, pada Jumat (3/11/2023), pemerintah telah berhasil mengevakuasi empat WNI dari Gaza.
Keluarga WNI yang terdiri dari Abdillah Onim, ketiga anaknya yang juga WNI, serta istrinya yang merupakan warga negara Palestina—telah dipulangkan dan tiba di Indonesia pada 6 November 2023.
Sesuai aturan pemerintah Mesir, WNA yang dievakuasi dari Gaza hanya diberi waktu 3×24 jam untuk berada di wilayah Mesir, sebelum dipulangkan atau dipindahkan ke negara lain.
Dalam kesempatan terpisah, seperti dilansi sejumlah sumber, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza menyatakan, sedikitnya 11.078 orang tewas, termasuk 4.324 anak-anak, dan 2. 823 wanita sampai Sabtu (11/11/2023).