Hamas telah memanfaatkan keahlian Iran dalam pembuatan roket buatan sendiri dan meningkatkan akurasi dan jangkauannya.
Pertemuan di masa lalu dengan pasukan Israel, khususnya selama perang di Gaza tahun 2014, telah mengajarkan Hamas pentingnya perang perkotaan dan penggunaan infrastruktur sipil sebagai perisai.
Mereka juga telah memasukkan taktik ini ke dalam serangan mereka saat ini, menggunakan daerah padat penduduk sebagai lokasi peluncuran roket dan menyembunyikan senjata serta pusat komando dan kendali di bangunan sipil.
Hal ini menciptakan dinamika dimana ketika Hamas diserang oleh bom Israel, kedua belah pihak dapat saling menuduh melanggar hukum internasional. Hukum Konflik Bersenjata melarang penargetan warga sipil musuh. Hal ini juga mengharuskan pihak-pihak yang terlibat dalam konflik bersenjata untuk membedakan pasukan tempur mereka dari warga sipil mereka sendiri, dan tidak melakukan operasi di dalam atau di dekat bangunan sipil, terutama tempat-tempat yang dilindungi seperti sekolah, fasilitas kesehatan dan tempat ibadah.
Pelajaran Jenin
Hamas tampaknya juga mendapatkan wawasan spesifik dari taktik yang digunakan oleh para pejuang Jenin selama Pertempuran Jenin pada tahun 2002.
Pada bulan April 2002, serangan Israel terhadap kamp pengungsi Jenin mengakibatkan sedikitnya 52 warga Palestina terbunuh, menurut Human Rights Watch.
(HRW), termasuk perempuan dan anak-anak. Terdapat pula 23 tentara Israel yang tewas dan beberapa lainnya luka-luka akibat taktik yang digunakan pejuang Palestina. Pertempuran tersebut telah menjadi simbol perlawanan Palestina.