FAKTA Baru Siswa Tikam Siswa di SMAN 7 Banjarmasin, Disdik Perketat Pengawasan dari SD hingga SMA

    WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN – Kasus siswa tikam siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 7 Banjarmasin cukup membikin orang bergidik, pasalnya dilakukan di dalam kelas yang disaksikan sejumlah siswa lainnya.

    Sejak Senin (31/7) pagi, siswa berinisial MRN (15), yang menjadi korban penusukan menjalani perawatan di RSUD Ulin Banjarmasin. Sementara pelaku ARR (15) sudah diamankan di Polresta Banjarmasin.

    Akibat insiden penusukan menggunakan belati di SMAN 7 Banjarmasin, korban menderita sejumlah luka seperti di bahu kanan, pinggang dan perut.

    BACA JUGA: Bullying Pemicu Penusukan Pelajar SMAN 7 Banjarmasin, Begini Kata Pihak Sekolah

    Atas insiden mengerikan itu pihak Dinas Pendidikan meminta semua Kepala Sekolah (Kepsek) di bawah naungan Disdik dituntut untuk memperketat pengawasan kepada siswanya.

    Pasalnya, seperti video kejadian yang beredar, saat kejadian penusukan tidak ada guru di ruang kelas.

    “Guru harus lebih proaktif mengawasi murid. Sekalipun tidak pada jam pelajaran. Jangan terlena dengan jam kerja,” ucap Kepala Disdik Banjarmasin, Nuryadi kepada media di Banjarmasin.

    Nuryadi mengingatkan, tidak hanya bagi jenjang SMA saja, pengawasan lebih ketat juga harus dilakukan di jenjang pendidikan di bawahnya, seperti SD dan SMP.

    “Peristiwa yang terjadi, sangat memprihatinkan. Ini pelajaran yang harus disikapi bersama,” tuturnya.

    Nuryadi menghendaki banyak hal yang perlu diwaspadai guru di sekolah, diantaranya, tentang narkoba dan perundungan atau bullying.

    Terkait kasus perundungan, Nuryadi ingin menjadi tugas bersama, selain guru, juga orang tua.

    “Ini tanggung jawab bersama. Guru, orang tua dan masyarakat. Ajak murid atau anak itu bicara setiap hari. Di sekolah, maupun di rumah,” harapnya.

    Kita tak pernah tahu, papar Nuryadi, ternyata murid atau anak, memendam sesuatu. “Hingga akhirnya, terjadi hal yang tidak kita inginkan. Kita perlu mengantisipasi itu, dengan memberikan sejumlah masukan,” tambahnya.

    Nuryadi menambahkan, persoalan bullying atau perundungan harus jauh-jauh hari diantisipasi melalui sosialisasi hingga perkenalan sekolah.

    Tentu menurutnya, juga menggandeng instansi terkait yakni Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Banjarmasin.

    BACA JUGA: UPTD PPA Kota Banjarmasin Buka Pengaduan Korban Bullying Pasca Penusukan Siswa SMAN 7

    “Bahkan hal itu juga sudah menjadi instruksi kementerian pendidikan. Harus ada sosialisasi,” tegas Nuryadi.

    Nuryadi mengklaim, juga telah menyediakan bilik aduan di sekolah-sekolah. Namun terkadang para murid masih tak mau terbuka dengan permasalahan yang dialaminya.

    “Kadang-kadang siswa tak berani mengungkapkan. Setelah kejadian baru ada. Ini artinya, peran serta orang tua pun perlu,” jelasnya.(wartabanjar.com/berbagai sumber)

    editor: didik tm

    Baca Juga :   BREAKING NEWS : Api Berkobar di Jalan Yos Sudarso Komplek Airmantan

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI