WARTABANJAR.COM – Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa jam kerja yang panjang bisa berimbas pada kesehatan kardiovaskular secara signifikan. Selain itu, jam kerja berlebih juga menyebabkan kelelahan dan tekanan mental bagi karyawan.
British Medical Journal (BMJ) yang meneliti data 600 ribu orang di seluruh Eropa, Amerika Serikat, dan Australia mengungkap bekerja 55 jam atau lebih per pekan dikaitkan dengan risiko stroke sebesar 33 persen dibandingkan orang yang bekerja standar 35-40 jam.
Dokter spesialis jantung, V Rajasekhar mengatakan dampak jam kerja yang panjang terhadap risiko kardiovaskular bisa dilihat dari banyak sisi seperti paparan stres yang konstan, kurangnya aktivitas fisik, kebiasaan makan yang tak sehat, dan waktu istirahat terbatas.
“Selain itu, pola tidur yang terganggu dan kelelahan kronis yang terkait dengan jam kerja yang panjang dapat menambah risiko ini, yang pada akhirnya berdampak pada kesehatan jantung,” ungkap Rajasekhar seperti dilansir dari laman HealthSite.
Rajasekhar menyebut kekhawatiran kian bertambah sebab prevalensi jam kerja yang panjang di seluruh dunia cenderung meningkat. Menurut Organisasi Buruh Internasional (ILO), diperkirakan 90 persen populasi dunia bekerja dengan jam kerja yang sangat panjang.
Pandemi Covid-19 turut memperburuk situasi bagi banyak orang, karena adanya pengaturan kerja jarak jauh yang membuat batas antara kehidupan pribadi dan profesional kian samar.
Rajasekhar menjelaskan, perlu ada peningkatan kesadaran tentang potensi risiko jam kerja yang lebih panjang. Dia menyarankan pengusaha punya peran penting dalam menumbuhkan lingkungan kerja yang mendorong keseimbangan kehidupan kerja.