WARTABANJAR.COM – Para peneliti memberikan bukti yang kuat melalui penelitian yang melibatkan lebih dari 28 ribu orang, bahwa kebiasaan merokok setiap hari dapat mengurangi ukuran otak.
Hasil penelitian ini dinilai sangat penting, karena pecandu rokok di muka bumi, termasuk di Indonesia ini sangat banyak jumlah.
Dajiang Liu yang mempelajari genetika risiko merokok di Penn State College of Medicine tersebut memberi penjelasan kepada Live Science.
Menurut Liu, ini adalah penelitian yang sangat penting. Pekerjaan dilakukan dengan ketat dan hasilnya penting dari perspektif kesehatan masyarakat.
BACA JUGA: 10 Poin Aturan Ramadhan di Tanah Laut: Batasi Tempat Makan, Merokok, Petasan Hingga Game Online, Sanksi Denda Rp50 Juta!
Dalam studi ini, para ilmuwan menganalisis data pencitraan otak dari Biobank Inggris, yaitu gudang besar data genetik dan kesehatan dari peserta yang berbasis di Inggris. Selain pemindaian otak, tim menganalisis kebiasaan merokok yang dilaporkan sendiri oleh peserta, seperti yang dikumpulkan dalam survei.
Peserta melakukan survei ini dua kali, sekali antara tahun 2006 hingga 2010 dan sekali lagi antara tahun 2012 dan 2013. Pada rentang waktu kedua, otak peserta juga diperiksa menggunakan metode yang disebut magnetic resonance imaging (MRI).
Setelah dilakukan MRI, terlihat perbedaan volume otak pada orang yang merokok sekitar 0,3 inci kubik atau 5,5 cc pada materi abu-abu otak. Materi ini berisi sel-sel besar otak atau neuron.
Merokok setiap hari di masa lalu juga dikaitkan dengan penurunan 0,1 inci kubik (1,6 cc) pada materi putih otak. Ini meliputi kabel panjang terisolasi yang menghubungkan neuron satu sama lain.
Selanjutnya para peneliti juga menemukan perbedaan di antara orang yang merokok setiap hari. Peserta yang merokok lebih banyak menunjukkan perbedaan volume materi abu-abu yang lebih besar.
Orang yang merokok satu bungkus sehari selama satu tahun dikaitkan dengan penurunan volume materi abu-abu rata-rata sekitar 0,01 inci kubik (0,15 cc).
“Hubungan ‘dosis-respons’ ini mendukung gagasan bahwa merokok secara kausal mengurangi volume otak,” tulis para peneliti.
“Sebaliknya, seberapa banyak orang merokok tidak berdampak signifikan pada volume materi putih mereka,” sambungnya.
Analisis lebih lanjut juga dilakukan pada orang-orang yang sudah berhenti merokok. Pada orang yang sudah berhenti lebih lama memiliki sedikit lebih banyak materi abu-abu di otak mereka, dibandingkan yang berhenti baru-baru ini.
Hal ini menunjukkan bahwa berhenti merokok dapat sedikit membalikkan penurunan volume otak. Misalnya, berhenti merokok setahun lebih awal dikaitkan dengan peningkatan volume materi abu-abu sebesar 0,005 inci kubik (0,09 cc) lebih lanjut di antara perokok harian sebelumnya.
BACA JUGA: Ancaman Kurungan dan Denda Rp 500 Ribu Bagi yang Merokok di JPO Banjarbaru
“Karena penyusutan otak telah dikaitkan dengan penyakit saraf, seperti penyakit Alzheimer, menetapkan hubungan sebab akibat antara merokok dan penurunan volume otak semakin meningkatkan pemahaman kita tentang apakah merokok secara langsung mendorong penyakit ini melalui mekanisme ini,” tulis Dajiang Liu.
“Eksperimen lebih lanjut akan membantu mengkonfirmasi hubungan kausal antara merokok dan ukuran otak, dan keefektifan obat yang berpotensi membantu mencegah hilangnya jaringan otak,” pungkasnya.(wartabanjar.com/berbagai sumber)
editor : didik tm
Terungkap Hasil Penelitian Terbaru, Merokok Ternyata Bikin Otak Menyusut, Ini Fakta-faktanya
Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com