Malam Ini, Puncak Hujan Meteor Eta Aquarid Tabrak Atmosfer Bumi, Berbahayakah Bagi Manusia?

    WARTABANJAR.COM – Pada 6 Mei 2023 akan terjadi puncak hujan meteor Eta Aquarid. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan bahwa masyarakat Indonesia dapat menyaksikan fenomena hujan meteor Eta Aquarid.

    Hujan meteor ini diberi nama Eta Aquarid lantaran mengacu pada posisinya yang berada di bintang Eta Aquarid konstelasi Aquarius.

    Melansir laman NASA, hujan meteor Eta Aquarid dikenal karena kecepatannya yang mencapai 148.000 mph (66 km/detik) ke atmosfer bumi.

    Puncak hujan meteor Eta Aquarid bisa disaksikan setelah lewat tengah malam dan utamanya sekitar jam 2 pagi.

    Hujan meteor Eta Aquarid adalah fenomena hujan meteor yang meteornya berasal dari butir-butir debu dan pasir yang dilepaskan oleh komet Halley.

    Komet Halley merupakan komet yang pada masa Isaac Newton menjadi salah satu bukti bahwa anggota tata surya bergerak mengelilingi Matahari dalam orbit lonjong (ellips) mengikuti hukum gravitasi.

    Komet Halley adalah komet periodik dengan periode panjang, yakni antara 71 hingga 76 tahun.

    Apakah membahayakan Bumi?

    Rhorom Priyatikanto, Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN mengatakan bahwa aliran meteoroid yang menjadi sumber hujan meteor biasanya berasal dari serpihan atau debu komet yang sempat melintas di masa lampau.

    “Ukuran meteoroid amat kecil, seperti bulir debu hingga kerikil. Maka dari itu, hujan meteor tidak membahayakan kehidupan di Bumi,” papar Rhorom kepada Kompas.com, Jumat (5/5/2023).

    “Bongkahan besar yang menghasilkan bollide atau bola api, seperti kejadian Buleleng 2021, biasanya tidak berasosiasi dengan hujan meteor,” imbuhnya.

    Rhorom menyimpulkan, meski memiliki potensi bahaya, jatuhnya benda antariksa seukuran orde 1 meter tidak sampai membahayakan ‘kehidupan’ di muka Bumi.

    Baca juga: Bagaimana Cara Menyaksikan Hujan Meteor Eta Aquarid pada 6 Mei 2023?
    Tips menyaksikan hujan meteor Eta Aquarid

    Berikut beberapa tips menyaksikan hujan meteor Eta Aquarid pada 6-7 Mei 2023.

    Cari daerah yang berpotensi cuacanya cerah dan jauh dari polusi cahaya kota.
    Lakukan pengamatan setelah lewat tengah malam, utamanya setelah pukul 2 pagi.
    Untuk pengamatan dengan mata, cari tempat duduk atau berbaring yang nyaman.
    Untuk pengamatan dengan kamera, gunakan kamera yang memiliki medan pandang yang lebar. Arahkan kamera ke langit dan lakukan perekaman video.

    Meski demikian, Rhorom mengingatkan bahwa adanya bulan purnama di sebelah barat dapat mengganggu pengamatan hujan meteor.

    “Maka, jangan terlalu mengharapkan dapat menyaksikan 50 meteor per jam,” ujarnya.

    Baca juga: Apa Dampak Hujan Meteor Eta Aquarid bagi Bumi?

    Rhorom juga mengatakan bahwa pengamatan fenomena ini tidak hanya bisa dilakukan pada tanggal 6 atau 7 Mei.

    “Ingat, pengamatan tidak hanya bisa dilakukan pada malam 6 atau 7 Mei saja. Masih ada beberapa hari setelahnya sebelum aktivitas Eta Aquarid terlalu rendah,” pungkasnya.(wartabanjar.com/berbagai sumber)

    editor : didik tm

    Baca Juga :   Megawati Komentari Kasus Asusila Hasyim Asy'ari: Sedih, Pemerintahan RI Kok Begitu

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI