“Dengan semua yang diberikan kepada kami, kami sangat bahagia. Barang-barang itu juga akan bertahan bersama kami selama dua minggu.
“Perayaan biasanya dimulai pada pagi hari di mana anak-anak akan mengetuk pintu tetangga,” tambahnya kepada Arab News.
Namun, anak-anak tetap bergembira dengan nada gembira dan senyuman yang mencerahkan jalanan dan menciptakan versi modern dari perayaan klasik.
Guru, Fatimah Alodhaib, mengatakan: “Al-Hawwamah adalah salah satu adat dan tradisi warisan kuno yang dirayakan pada hari Idul Fitri. Anak-anak tetangga berkumpul satu sama lain pada hari Idul Fitri, dan mereka diliputi kegembiraan.
“Mereka pergi mengambil permen atau uang dengan mengetuk pintu tetangga. Mereka menganggapnya sebagai harta mereka, karena dulu anak-anak tidak selalu mendapatkan manisan itu. Anak-anak memiliki kegembiraan di mata mereka dan hari yang indah tetap ada dalam ingatan mereka.”
Huda Alodhaib mengatakan bagian favorit dari Al-Hawwamah untuk anak-anak adalah berbagai manisan yang mereka terima dari tetangga.
“Al-Hawwamah adalah kegembiraan kolektif bagi anak-anak. Beberapa orang mendekorasi rumahnya pada malam sebelum Idul Fitri dan menyiapkan permen dan balon untuk anak-anak pergi ke rumah tetangga.”
Alodhaib mencatat bahwa di lingkungannya anak-anak yang tidak mengenakan pakaian tradisional malah mengenakan sesuatu yang indah atau baru. Dan warga setempat bisa mengikuti berita komunitas melalui akun Instagram yang berisi foto dan video perayaan Idul Fitri. (edj)
Editor: Erna Djedi