WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN- Makin menyusutnya jumlah generasi muda di Jepang belakangan ini menjadi sorotan.
Hal itu terbukti dengan banyaknya sekolah ditutup tiap tahunnya karena kekurangan siswa.
Dua remaja, Eita Sato dan Aoi Hoshi pada Maret 2023 lalu menjadi lulusan terakhir SMP Yumoto di Desa Ten-ei, Prefektur Fukushima.
SMP Yumoto yang sudah berusia 76 tahun ini ditutup permanen setelah kedua siswanya itu lulus pada Maret 2023.
Eita Sato dan Aoi Hoshi mengikuti kelulusan mereka pada 9 Maret 2023 lalu.
Mereka mengadakan perpisahan dengan guru mereka, Kanazawa lalu mengikuti makan siang terakhir di sekolah tersebut.
Beredar juga foto-foto pada 10 Maret 2023, Kepala SMP Yumoto membantu menyeberangkan jalan murid terakhirnya itu dan murid mengikuti kelas terakhir pada hari itu.
Keluarga kedua siswa ini juga mengikuti upacara kelulusan anak-anak mereka hingga penutupan permanen sekolah itu pada 13 Maret 2023.
Menurut data, hal ini terjadi sebagai dampak krisis populasi di Jepang dimana penduduknya enggan memiliki anak.
Akibatnya, banyak sekolah yang harus ditutup tiap tahunnya.
Data Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang, rata-rata sekitar 470 sekolah ditutup setiap tahun. (berbagai sumber)
Editor: Yayu