WARTABANJAR.COM – Malam Nisfu Sya’ban disebut sebagai penentu nasib baik dan buruk manusia.
Berdasarkan pendapat ulama bahwa pada malam Nisfu Sya’ban, segala takdir dan ketetapan, baik itu soal rezeki, usia, prestasi, maupun jodoh, ditulis dalam “buku catatan takdir” oleh Allah untuk tahun tersebut.
Memperbanyak doa dan ibadah pada malam Nisfu Sya’ban sangat dianjurkan. Karena itu, dalam doa Nisfu Sya’ban, seorang muslim dianjurkan untuk memohon dihindarkan dari takdir-takdir yang buruk, dan dengan kekuasaan Allah, takdir yang buruk tersebut diganti yang lebih baik.
Takdir-takdir yang telah tercatat itu, dimohonkan mendapat rahmat dan berkah untuk tahun tersebut. Mengapa sekian ulama menyebutkan bahwa di malam Nisfu Sya’ban ini segala takdir dicatat dan ditetapkan?
Baca Juga
Warga Klaim Tanah TNI AD di Liang Anggang
Ada beberapa dalil yang bisa dijadikan acuan. Hal ini sebagaimana disebutkan Syekh Muhammad Alwi Al Maliki dalam kitabnya Madza fi Sya’ban.Meskipun status beberapa hadis ada yang lemah (dla’if)namun sebagai dalil tambahan untuk menambah semangat ibadah maka hal tersebut bisa dibenarkan.
Dasar pemahaman hal tersebut merupakan pemahaman para ulama dari Al Quran surat Ad-Dukhan ayat 3 dan 4:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ. فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami adalah para pemberi peringatan. Di dalamnya dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah,”
Dalam beberapa tafsir, Ikrimah maupun beberapa mufassir seperti Al-Qurthubi menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan ‘malam yang diberkahi’ itu adalah malam Nisfu Sya’ban.