WARTABANJAR.COM, JAKARTA- Peringatan dini cuaca ekstrem dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di sejumlah wilayah Indonesia hingga Senin (27/2/2023).
Hampir seluruh wilayah tanah air, mulai dari Sumatra hingga Papua, disebut BMKG berpotensi mengalami cuaca ekstrem hingga pengujung bulan ini.
Dari sejumlah wilayah itu termasuk juga Kalimantan Selatan.
Bagi warga Kalsel, harap waspada karena cuaca ekstrem diperkirakan masih akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan.
“Pada sepekan ke depan akan terdapat peningkatan intensitas hujan yang disebabkan oleh aliran massa udara dingin dari Asia yang signifikan,” menurut keterangan resmi BMKG, Minggu (20/2/2023) lalu.
Penyebabnya
1. Pada skala global, beberapa indeks masih menunjukkan nilai yang signifikan seperti Southern Oscillation Index (SOI) (+14.2) dan NINO (-0.50). Nilai ini disebut cukup mendukung untuk pertumbuhan awan di wilayah Indonesia.
2. Madden Julian Oscillation (MJO), yang merupakan siklus atmosfer di khatulistiwa dengan durasi 30-60 hari yang dapat mengakibatkan peningkatan dan atau penurunan curah hujan, aktif pada kuadran 7 (Western Pacific). Namun, fenomena ini tidak signifikan terutama untuk Indonesia.
3. Aktivitas gelombang atmosfer Kelvin diperkirakan tidak aktif di wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan.
4. Gelombang Rossby Ekuatorial diperkirakan aktif di sebagian wilayah Sumatra bagian Utara, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat dalam sepekan ke depan.
5. Bibit siklon tropis 99W dengan tekanan minimum 1010.5 hPa.
6. Kecepatan angin maksimal 25 knot berada di wilayah Laut Filipina sebelah timur laut Manila yang membentuk daerah konvergensi, yang merupakan area memanjang yang memiliki suhu udara tertinggi dibandingkan area lain. Daerah konvergensi ini memanjang dari Pesisir Barat Sumatera Barat hingga Bengkulu-Lampung, dari Banten hingga Jawa Tengah.
Selain itu, dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, dari Bali hingga Nusa Tenggara, dari Kalimantan Timur hingga Sulawesi bagian utara, di Kalimantan Selatan, dan dari Sulawesi Tengah hingga Sulawesi Tenggara.
Perubahan ini menginduksi peningkatan kecepatan angin hingga melebihi 25 knot dari Filipina bagian tengah dan utara.
Daerah konvergensi sendiri terbentuk di wilayah Pesisir Barat Sumatera Barat, Bengkulu-Lampung, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Timur, Sulawesi bag utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara.
Kondisi ini disebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah bibit siklon tropis dan di sepanjang daerah konvergensi.
Lantaran faktor-faktor di atas, BMKG pun menyebut beberapa wilayah berpotensi hujan lebat pada periode ini, yakni Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kep. Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung dan Lampung.