WARTABANJAR.COM, JAKARTA- Harga beras belakangan ini melambung.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkapkan penyebab kenaikan harga beras tersebut.
Menurut Bapanas, ada enam faktor penyebabnya.
Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Bapanas, I Gusti Ketut Astawa mengatakan setidaknya ada enam faktor yang menyebabkan harga beras naik, yaitu kenaikan harga pupuk, kenaikan sewa lahan, kenaikan biaya tenaga kerja, kenaikan obat-obatan pertanian, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan kurangnya ketersediaan padi karena belum masa panen raya.
Dari enam penyebab ini, nomor satu hingga lima membuat harga gabah di tingkat petani naik, sementara penyebab keenam membuat harga beras di konsumen meningkat.
“Januari dan Februari baru mulai panen, belum banyak sehingga penggilingan padi berlomba lomba cari padi,” ujarnya, Rabu (22/2/2023) kemarin.
Dia memprediksi harga beras akan turun seiring puncak musim panen raya.
“Puncaknya nanti Maret dan April,” ujarnya.
Badan Pusat Statistik mencatat sebanyak 147 kabupaten atau kota di Indonesia mengalami kenaikan harga beras pada minggu ketiga Februari 2023.
“Sepuluh kabupaten/kota dengan potensi kenaikan harga beras tertinggi antara lain Ende (NTT), Sumba Tengah (NTT), Probolinggo (Jatim), Malinau (Kaltara), Lombok Timur (NTB),” kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS RI, M Habibullah, di Jakarta, Senin (20/2/2023).
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meramal stok beras sejumlah daerah di Indonesia akan melimpah pada Maret 2023 karena masa panen raya bakal tiba pada akhir Februari ini hingga awal Maret mendatang.