WARTABANJAR.COM, ANKARA – Setelah sekitar dua pekan, Turki menyatakan menghentikan hampir seluruh operasi pencarian dan evakuasi korban gempa dahsyat pada 6 Februari lalu.
Kepala Badan Penanganan Bencana Turki, Yunis Sezer, mengatakan saat ini upaya penyelamatan masih berlangsung pada 40 gedung di Provinsi Kahramanmaras dan Hatay.
Hatay merupakan salah satu wilayah yang paling parah terdampak gempa.
Gubernur Hatay Lutfu Savas mengatakan setidaknya 80 persen bangunan di provinsi itu harus dibangun kembali setelah hancur akibat gempa.
“Kami membutuhkan lebih banyak tenda-tenda darurat. Cuaca dan suhu akan menjadi sangat dingin dalam satu bulan ke depan. Orang-orang takut untuk tinggal di dalam rumah dan bangunan,” kata Savas dilansir CNN.
Upaya penyelamatan ini dihentikan meski tim SAR masih menemukan sejumlah korban selamat di antara puing-puing bangunan yang runtuh akibat gempa magnitudo 7,7 di pekan kedua pasca-bencana terjadi.
Baca juga: Arab Saudi Gelar Festival Kopi Khawlani di Jazan, Biji Kopi Paling Dicari di Dunia
Banyak pihak tercengang lantaran masih cukup banyak korban hilang dan belum ditemukan.
Selain itu, beberapa korban selamat juga masih ditemukan setelah sepekan lebih gempa terjadi. Mereka yang selamat bertahan di antara puing-puing bangunan tanpa makanan dan minuman di saat cuaca dingin ekstrem melanda Turki.
Pada Sabtu (18/2), tim SAR menemukan sepasang suami istri dan anaknya berusia 12 tahun setelah 296 jam tertimbun reruntuhan bangunan.
Kantor berita Anadolu melaporkan sang anak tak lama meninggal dunia usai dievakuasi.