WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN- Harga beras kini masih mahal.
Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan, Birhasani belum lama ini menjelaskan harga beras lokal khusus (beras banjar) seperti siam, unus, mutiara, mengalami kenaikan.
Penyebabnya adalah kurangnya pasokan beras jenis tersebut dari petani lokal.
Hal ini disebabkan stok beras jenis ini di petani sangat menipis, sehingga tingkat produksinya pun menurun.
“Sebagian akibat persawahan diserang hama, menjadi faktor lainnya berkurangnya produksi, sehingga suplai ke pasar menurun drastis, sedangkan permintaan tetap tinggi, kemudian terjadilah kenaikan harganya di pasar,” ucapnya.
Disampaikan Birhasani, dengan naiknya harga beras lokal Banjar seperti Unus, Mutiara, Siam dan sejenisnya adalah termasuk kategori beras khusus, yang merupakan khas Kalsel, karena beras ini berbeda dengan jenis beras yang tergolong kategori beras premium maupun medium.
“Memang ada beras lokal Kalsel yang setara dengan jenis premium dan medium, yaitu beras Banjar jenis Siganal, Beras unggul Sihirang, dan beras Bulog tergolong kategori beras Premium dan Medium. Harganya lebih murah dibanding beras khusus, bahkan stok di tingkat petani juga masih banyak,” katanya.
Lebih lanjut Birhasani menambahkan, berdasarkan data dari BPS menunjukkan bahwa beras yang paling banyak diminati dan dikonsumsi oleh masyarakat Banjar adalah jenis Beras Khusus, yaitu Unus, Mutiara, Siam dan sejenisnya, karena beras khusus (beras banjar) tidak bisa dibandingkan sama dengan kualitas beras premium.

