“Kita inginnya melakukan pendekatan yang berbeda dengan asosiasi lain, ada enam program yang akan menjadi fokus Hipmikindo yang membedakan dari asosiasi lain, yaitu Aksebilitas; Literasi Edukasi; Pendidikan dan Pelatihan; Advokasi; Konsultasi; dan Pendampingan berkelanjutan,” bebernya.
Syahnan menjelaskan, program pertama Aksesibilitas akan diberikan kepada pengusaha Hipmikindo yang masuk dalam keanggotaan maupun yang non-anggota dimana akan memfasilitasi mereka untuk mendapatkan berbagai hal, seperti mendapatkan informasi, mendapatkan izin seperti sertifikasi halal, BPOM, izin edar dan lainnya.
Program kedua, ia mengatakan akan berusaha meningkatkan literasi agar kualitas jasa, usaha, dan SDM nya bisa bersaing di dunia bisnis.
Program ketiga, pendidikan dan pelatihan akan dilakukan guna meningkatkan skill para pelaku UMKM dengan memberikan pelatihan bisnis seperti marketing, pembukuan dan keuangan.
Program keempat, Hipmikindo akan melakukan advokasi hukum apa saja yang tidak diperbolehkan dalam dunia bisnis.
Program kelima, konsultasi bagaimana caranya membuat packaging berstandar SNI, kemudian penyedap rasa supaya tidak berlebihan dan lainnya.
Terakhir, program yang diakuinya berbeda dari yang lain ialah pendampingan berkelanjutan, di mana Hipmikindo akan melakukan pendampingan terus menerus kepada pelaku UMKM.
Dalam meningkatkan perekonomian para pelaku UMKM yang ada di Banjarmasin, Hipmikindo menggandeng lima pilar.
“Di dalam Hipmikindo sendiri sudah ada tokoh-tokoh yang kita masukkan di sini, ada entrepreneur, profesional, akademisi, government, tentunya dari media,” sebutnya.