WARTABANJAR.COM, DENPASAR- Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali tinggal menghitung hari, yaitu pada 15-16 November 2022 ini.
Sejumlah pemimpin dari berbagai negara di dunia akan hadir di acara bergengsi ini.
Guna memperlancar pendaratan pesawat VVIP yang membawa para pemimpin negara G20 di Bali, jadwal penerbangan reguler di Pulau Dewata mulai dikurangi akhir pekan ini.
Puncak KTT G20 yang dihadiri para pemimpin negara dengan perekonomian besar itu akan berlangsung di Nusa Dua, Bali.
Asisten Operasi (Asops) Komando Operasi Udara (Kaskoopsud) II Kolonel Pnb Bambang Sudewo di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Badung, Bali, Sabtu (12/11/2022) mengatakan ulai hari ini, Minggu (13/11/2022) pesawat komersil dikurangi jadwalnya.
Katanya lagi, jadwalnya sudah diatur sehingga ketika pesawat VVIP negara peserta tiba, penerbangan reguler sudah paham juga jadwalnya sehingga tidak akan masuk di waktu tersebut.
Bambang mengatakan sesuai jadwal hari ini, Minggu (13/11/2022) ada 9 pemimpin negara yang tiba di Pulau Bali, di antaranya adalah Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, serta kepala negara lainnya dan juga menteri dari negara lainnya yang mengikuti G20.
Sementara, untuk Presiden China Xi Jinping dijadwalkan tiba besok Senin (14/11/2022) dengan kepala negara lainnya dan menterinya.
“Di jadwal 9 negara tanggal 13 dan sisanya tanggal 14. Presiden China di tanggal 14 sesuai jadwal (tapi) itu bukan pasti,” kata Bambang.
Kendati, demikian pihaknya belum mengetahui jam berapa para pesawat sejumlah presiden akan tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali.
Sementara, saat nanti pesawat para presiden tiba di Bali, sudah terpantau di radar-radar yang ada di Bali dan langsung dihubungkan ke bandar udara I Gusti Ngurah Rai dan mengatur jarak kedatangan.
“Kita pantau, bagaimanapun bandar udara internasional ini sudah publik. Jadi begitu ada pesawat ke negaranya langsung dihubungkan ke bandara Bali. Kita sudah pantau, kita juga sudah memasang radar kita untuk memantau penerbangan,” ujar Bambang.
“Jadi kita sudah benar-benar tahu, oke jarak sekian pesawat negara ini. Jadi, kita sudah diatur dan terlihat di posko kita. Tapi sudah diantisipasi semuanya hingga ke bawah ini kita siapkan protokolernya,” imbuhnya.
Selain itu, pihaknya juga telah menyiapkan tim untuk mengantisipasi kemungkinan buruk yang terjadi sehingga kedatangan para kepala negara berjalan dengan baik dan lancar.
“Kita siapkan tim-tim yang mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terburuk. Misalnya, contoh pesawat keluar landasan, ada pesawat reguler, kemungkinan terburuk lagi ada gangguan-gangguan gelombang elektromagnetik yang mencoba mengganggu komunikasi ini,” ujarnya.