WARTABANJAR.COM, KANDANGAN – Pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kalsel XI cabang olahraga karate di Hulu Sungai Selatan telah selesai, namun selama tiga hari itu, 4-6 November 2022, pertandingan banyak menimbulkan protes dari beberapa kontingen yang dipicu kepemimpinan wasit-juri.
Pelatih karate dari tim Forki Banjarmasin, Bambang Sugiono mengungkapkan, banyak kesalahan-kesalahan para wasit dan juri dalam memimpin pertandingan.
“Sejak hari pertama hingga hari terakhir pelaksanaan pertandingan karate tersebut banyak menuai protes, ini karena kualitas wasit-juri yang tidak kompeten,” jelasnya,
Sebelumnya, lanjut Bambang, dari Pengprov Lemkari Kalsel sudah melayangkan surat keberatan ke Forki Kalsel atas ditugaskannya 11 dari 25 wasit-juri.
“Ada 11 wasit-juri yang statusnya berasal dari pihak yang ditolak sesuai hasil keputusan hukum yang final, mengikat dan berkekuatan tetap, tapi tetap ditugaskan. Ini jelas melanggar aturan hukum,” tegas Bambang yang juga Ketua Majelis Sabuk Hitam Pengprov Lemkari Kalsel.
Akibat dari tetap ditugaskannya 11 orang wasit-juri yang juga sertifikasinya sudah expired (tidak berlaku) tersebut akhirnya banyak kesalahan dilakukan saat bertugas tatami (arena pertandingan).
“Kesalahan dalam pemberian nilai, ada juga yang tidak menilai, juga pelanggaran yang mestinya diberikan malah tidak ada hal itu. Dan banyak lagi kesalahan dilakukan,” bebernya.
Padahal, sambung Bambang, cukup banyak wasit juri yang bersertifikasi Forki nasional yang kenyataannya tidak dipanggil untuk bertugas, sementara mereka update dengan peraturan pertandingan karena baru mengikuti Penataran di Kejurnas Forki di Padang, Sumatera Barat, bulan lalu.