151 orang dilaporkan meninggal dunia usai tragedi ini.
Saksi mata mengatakan bahwa bahkan sebelum kekacauan terjadi, para pengunjung pesta sudah sangat padat di jalan-jalan sempit sehingga sulit untuk bergerak.
“Saya melihat orang-orang pergi ke sisi kiri dan kanan. Jadi, orang yang di tengah macet, tidak bisa berkomunikasi, tidak bisa bernapas,” kata seorang saksi bernama Sung Sehyun.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan orang-orang melakukan kompresi atau pertolongan pertama berupa nafas buatan (CPR) pada pengunjung pesta lainnya yang tergeletak di tanah saat mereka menunggu bantuan medis.
“Mereka melakukan CPR di sana-sini dan orang-orang bergegas masuk karena tidak ada yang dikendalikan. Itu benar-benar di luar kendali,” seorang saksi mata lainnya, Park Jung-Hoon (21) memberikan keterangan.
Akibat tragedi maut ini, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengadakan pertemuan darurat pada dini hari Minggu (30/10/2022) waktu setempat.
Presiden mengeluarkan pengumuman masa berkabung nasional sampai batas waktu yang tidak ditentukan. (berbagai sumber)
Editor: Yayu