WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN- Ukraina memutuskan untuk kembali bergabung ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau North Atlantic Treaty Organization (NATO), Minggu (2/10/2022) namun hanya didukung oleh 9 negara anggotanya.
Sembilan negara pendukung tersebut adalah Republik Ceko, Estonia, Latvia, Lithuania, Makedonia Utara, Montenegro, Polandia, Slovakia, dan Rumania.
“Para pemimpin dengan tegas mendukung Konferensi Tingkat-Tinggi NATO di Bucharest pada 2008 terkait keanggotaan Ukraina di masa depan,” demikian pernyataan dari presiden sembilan negara tersebut.
Dukungan sembilan negara anggota ini tentu jauh dari cukup mengingat NATO terdiri dari 30 negara anggota.
Sebagaimana diberitakan CNBC, dalam KTT tersebut, anggota NATO menyambut keinginan Ukraina dan Georgia bergabung ke blok itu, namun NATO menolak memberikan jadwal pasti untuk proses masuknya kedua negara.
Kesembilan negara itu juga turut mengungkapkan dukungan mereka atas kedaulatan di Ukraina.
“Kami menegaskan kembali dukungan kami atas kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina. Kami tidak mengakui dan tak akan mengakui upaya Rusia untuk mencaplok wilayah Ukraina apapun,” lanjut pernyataan itu.
“Kami mendukung pertahanan Ukraina terhadap invasi Rusia, mendesak Rusia untuk dengan cepat pergi dari seluruh wilayah yang diduduki dan mendesak seluruh sekutu untuk meningkatkan bantuan militer ke Ukraina secara substansial,” lanjut pernyataan itu.
Berdasarkan situs resmi NATO, kesembilan negara itu semuanya adalah anggota NATO.
Aliansi itu sendiri memiliki 30 negara anggota.
Di sisi lain, Ukraina secara resmi mendaftarkan diri untuk menjadi anggota NATO beberapa jam setelah Rusia mencaplok empat wilayah negara itu.
“Secara de facto, kami telah berjalan masuk ke NATO. De facto, kami telah membuktikan kesesuaian kami dengan standar aliansi,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dikutip dari The Guardian.
“Kami percaya satu sama lain, kami membantu satu sama lain, dan kami melindungi satu sama lain. Ini adalah aliansi. De Facto. Hari ini, Ukraina mendaftarkan diri untuk membuatnya menjadi de jure,” katanya.
Presiden Vladimir Putin mencaplok empat wilayah Ukraina beberapa hari lalu.