Data ini dipresentasikan pada Pertemuan Tahunan Asosiasi Eropa untuk studi Diabetes pada September 2015.
Studi tersebut juga menunjukkan risiko diabetes juga naik 56 persen jika partisipan kelelahan.
Lebih lanjut, penelitian tersebut juga menemukan risiko diabetes meningkat 46 persen jika tidur siang dilakukan lebih dari satu jam.
Kesimpulan dicapai setelah analisis dari 21 studi observasional yang menampilkan 307.237 peserta diperhitungkan.
Apa yang telah ditemukan selama bertahun-tahun sejak penelitian Yamada adalah bahwa tidur siang dapat meningkatkan risiko lebih dari sekadar diabetes.
Sebuah studi yang lebih baru, yang diterbitkan pada tahun 2022, menemukan bahwa tidur siang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami stroke.
Stroke terjadi ketika suplai darah ke otak tiba-tiba terputus. Dalam keadaan darurat, stroke bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani.
Studi tersebut dilakukan oleh American Heart Association (AHA), setara dengan Amerika dari British Heart Foundation (BHF), yang menganalisis data dari UK Biobank.
Para peneliti menemukan mereka yang tidur siang sesekali 12 persen lebih mungkin mengalami stroke daripada mereka yang tidak; risiko ini meningkat menjadi 24 persen bagi mereka yang tidur siang secara teratur.
Para peserta penelitian berusia antara 40 dan 69 tahun yang berarti risiko stroke untuk orang muda yang tidur siang.
Para peneliti mencatat di antara peringatan untuk studi mereka kurangnya keragaman peserta dan bahwa mereka hanya mencatat panjang tidur siang daripada frekuensi mereka. (berbagai sumber)