Presiden juga memerintahkan pemerintah daerah untuk segera membuat e-katalog lokal, karena hingga saat ini, dari total 514 kabupaten/kota dan 34 provinsi, baru sebanyak 123 Pemda yang telah menayangkan e-katalog lokal.
Dalam arahannya, Presiden mencontohkan perbandingan harga beberapa produk yang harganya sedikit lebih murah dari produk luar negeri. Di antaranya mesin jahit dan selang oksigen yang harganya sedikit lebih murah dari produk luar negeri. Presiden menginstruksikan agar para pemangku kebijakan terkait untuk membeli produk dalam negeri.
“Bahkan jika pun harganya lebih mahal, maka lebih baik kita gunakan produk dalam negeri. Pegang erat-erat anggaran belanja kita, belanjakan sebesar-besarnya kepada produk lokal, karena hal tersebut akan berimbas positif pada serapan tenaga kerja dan membuat produk lokal semakin berjaya,” kata Presiden.
Presiden mencontohkan, kasus lima tahun lalu terkait barang yang katanya harus diimpor, namun saat turun ke salah satu pabrik lokal, Presiden mendapat penjelasan bahwa pabrik pipa itu ada di dalam negeri dan perusahaan tersebut telah mengimpor ke beberapa negara.
Presiden juga mengingatkan, hingga saat ini realisasi pemanfaatan produk dalam negeri baru sebesar 26,4 persen dari komitmen sebesar Rp839 triliun.
Untuk diketahui bersama, komitmen BUMN untuk membelanjakan anggarannya pada produk lokal adalah sebesar Rp 296 triliun. Namun, saat ini baru terealisasi baru 32 persen atau sebesar Rp 296 triliun.
Sementara itu, komitmen APBN dan APBD untuk membelanjakan anggarannya pada produk lokal sebesar Rp 543 triliun. Namun saat ini baru terealisasi 22 persen atau sebesar Rp122,1 triliun.