Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja mengatakan bahwa pasang air laut +210 cm mdpl dapat disebut ekstrim bila dibandingkan catatan pasang surut 5 tahun terakhir (2017 – 2021) dengan muka air pasang tertinggi pada kisaran +180 cm mdpl.
Sementara Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana Muhammad Adek Rizaldi mengatakan upaya penanganan darurat saat ini telah dilakukan tim Kementerian PUPR di daerah, salah satunya dengan menginventarisasi tanggul yang limpas dan apabila ada yang jebol selanjutnya dipasang geobag/jumbo bag sebagai tanggul sementara yang kuat menahan air.
“Kita juga telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota/Kabupaten untuk rencana penanganan darurat serta melakukan pendataan kawasan terdampak, sekaligus mempersiapkan sarana pengendali banjir seperti pompa air dan bahan banjiran,” kata Adek.
Menurut Adek, banjir rob yang terjadi pada hari ini, khususnya di Kota Semarang bukan diakibatkan oleh kerusakan infrastruktur tanggul rob yang tengah dibangun, melainkan akibat tingginya air pasang. Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang mencatat data hidrologi pasang surut tinggi muka air laut pada pukul 15.00 WIB mencapai +210 cm Mdpl.
“Alhamdulillah sejak tadi malam pukul 22.00 WIB, ketinggian air pada level +162 cm dpl dan sudah menunjukkan trend menurun,” ujar Adek.
Berdasarkan data sementara BBWS Pemali Juana, Ditjen Sumber Daya Air, Kementerian PUPR dampak banjir rob mengakibatkan tergenangnya Pelabuhan Tanjung Emas Kota Semarang sekitar 30-150 sentimeter dan Sungai Meduri yang melintas di Kabupaten/Kota Pekalongan meluap hingga menggenangi beberapa permukiman warga dan jalan di Desa Tegal Dowo, Pasir Sari, Karang Jompo, Pacar, Samborejo, Meduri, Pulosari, dan Mulyorejo.