“Sekali terpengaruh maka akan sulit lepas. Akan susah taubatnya, karena akan terus dibully, diintimidasi, dituding jadi antek-antek, dan tidak mustahil adanya ancaman-ancaman pembunuhan dari kelompok lama. Makanya nggak usah dekat-dekat masuk begitu, biar kami saja yang pernah merasakan dan menjadi contoh,” bebernya.
Gus Baha dalam kajian paginya memberikan motivasi kepada para mantan narapida teroris (Napiter) untuk menjaga toleransi.
“Hidup bernegara diibaratkan sebagai hidup bertetangga yang selalu dibumbui perbedaan. Perbedaan yang ada bukan berarti selalu buruk,” pungkas Gus Baha yang juga santri kesayangan almarhum ulama kharismatik KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen. (*)
Editor: Erna Djedi