Oleh Ustadz Muhammad Rijal Fathoni, S.Pd.I
WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN – Imam Syafi’i pernah ditanya, nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Idris bin ‘Abbas bin ‘Usman bin Syafi’.
Imam Syafi’i lahir di Palestina, pada tahun 150 Hijriyah dan wafat pada malam Jumat setelah maghrib pada akhir bulan Rajab, tahun 204 H di Mesir.
Ketika menginjak umur tujuh tahun, Imam Syafi’i sudah khatam menghafal Alquran.
Setelah menyelesaikan hafalan Alquran, Imam Syafi’i melanjutkan dengan menghafal berbagai macam syair-syair Arab dan kitab Al-Muwattha’ yang ditulis oleh Imam Malik.
Beliau berkata, “Aku menyelesaikan hafalan Alquran pada umur tujuh tahun dan menyelesaikan hafalan kitab Al-Mutwattha’ pada umur 10 tahun”.
Ia melanjutkan studinya dengan berguru kepada Sufian bin Uyainah, salah seorang ahli hadist Mekah dan pembesar Tabi’u Tabi’in yang wafat pada tahun 198 H.
Imam Syafi’i berguru kepada Imam Sufyan bin Uyainah, Imam Sufyan berguru kepada Shihab bin Zuhri, Shihab berguru kepada Sayyidina Anas bin Malik, dan Sayyidina Anas adalah murid dari Rasulullah SAW.
(inilah diantara sanad keilmuan Imam Syafi’i)
Seorang laki-laki datang menghadap Imam Syafii mengaduka hal keadaan rumah tangganya.
“Wahai Imam, saya sudah beberapa tahun berumah tangga, dan merasa istri saya tidaklah cantik dan menarik !! “.
Maka jawab Imam Syafii; apabila engkau ingin istri engakau kembali cantik dan menarik, maka tundukan pandanganmu terhadap wanita selama sebulan.
Walhasil satu bulan kemudian, maka datang itu laki-laki ditanya oleh Imam Syafii; bagaimana istri engkau ??