Keangkeran pos samarantu ini dipercaya juga oleh warga setempat. Ditandai dengan tidak adanya warung berdiri di pos samarantu. Sementara di pos yang lain semua ada warung berdiri.
Di pos 4 Samarantu, pendaki disambut
dengan dua pohon berhadapan yang menjulang tinggi seperti pintu atau gerbang sebelum selanjutnya masuk di pos 4.
Konon dua pohon ini dipercaya sebagai gerbang menuju bangsa gaib (wallahualam).
Wahyu mengaku pernah mengetahui kisah seorang pendaki saat melintasi pos Samarantu di waktu maghrib sebut saja namanya Ucil.
Ucil tiba tepat lebih pukul 17.30 WIB.
Ucil mendaki bersama enam kawannya.
Napi enam kawan Ucil sudah lebih dulu berjalan dan posisi Ucil berada di paling belakang.
Ucil melihat di pos Samarantu
ada rumah besar seperti rumah jawa (joglo)
berdiri di sana.
Ucil hanya berpikiran rumah apa yang berdiri
di dalam hutan seperti ini. Ucil terus berjalan
hingga tiba tepat di sebelum dua pohon
besar yang seperti gerbang itu.
Ucil memperhatikan dua pohon itu sangat lama. Saat Ucil memperhatikan dua pohon itu secara seksama tiba-tiba kedua pohon itu
berubah menjadi gerbang seperti gapura
kerajaan zaman dahulu.
Di antara gerbang itu terpasang dua pagar
kayu disetiap sisinya dengan salah satu
pagarnya agak terbuka ke arah dalam.
Gerbang itu dikelilingi dengan kabut tebal
sehingga menghalangi penglihatan Ucil saat
hendak mencari ke empat kawannya. Disitu Ucil hanva berdiri terpaku melihat.
Ucil mengaku melihat sosok perempuan itu
menggantung menghadap ke arah pohon.
Setelah melihat itu Ucil kembali
mengarahkan pandangannya ke tanah
karena ketakutan.