Ketua Kelompok SMF INB KV RSJPDHK Dr dr Doni Firman SpJP(K) menyampaikan bahwa saat ini pelayanan kardiovaskuler masih kebanyakan yang kasus sulit itu di RSJPDHK, sehingga waktu tunggu sangat panjang, terutama pasien yang akan menjalani bedah jantung, apalagi bedah jantung anak, waktu tunggu di RSJPDHK itu sekitar dua tahun.
“Kami sangat senang, RSUD Ulin dan Pemprov Kalsel sangat komitmen dalam hal ini, saya mendengar sudah dibentuk pusat jantung terpadu. Itu merupakan langkah strategis yang sangat tepat untuk pengembangan pelayanan kadiovaskuler di RSUD Ullin,” pungkasnya.
RSUD Ulin akan mengembangkan intervensi non bedah dan juga bedah. Kemenkes RI menargetkan tahun ini sudah dilaksanakan bedah jantung terbuka di RSUD Ulin.
“Alhamdulillah dalam dua hari, telah melakukan kegiatan di Ruangan Cathlab RSUD Ulin untuk intervensi koroner kepada delapan pasien, berjalan dengan baik dan lancar. Itu semua atas kerja tim Kardiologi RSUD Ulin yang solid,” jelasnya.
Adapun teknologi baru yang dibawa tim RSJPDHK ke RSUD Ulin yaitu, Rotablator merupakan alat sejenis bor dengan ukuran kecil dimasukkan ke pembuluh darah. Bertugas untuk menembus pembuluh darah jantung yang tersumbat akibat plak keras hasil dari proses pengapuran disebabkan kolesterol yang menumpuk lama.
Kemudian alat Intravascular Ultrasound (IVUS) adalah teknologi semacam USG dengan ukuran kecil yang juga dimasukan ke dalam pembuluh darah sampai ke pembuluh darah jantung, berfungsi untuk mengintip isi pembuluh darah jantung. Jadi pemasangan ring itu sesuai dengan kebutuhan. (has)
Editor : Hasby