WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN – Diceritakan suatu hari, seorang lelaki yang dipenuhi kebimbangan karena ia terus melakukan maksiat datang menghadap Syekh Ibrahim bin Adham.
Ibrahim bin Adham adalah ulama terkemuka di daerahnya. Ia biasa disapa dengan panggillan Abu Ishaq.
“Wahai Abu Ishaq, berilah aku nasehat. Sungguh aku adalah seorang lelaki yang telah banyak melakukan maksiat dan dosa” ucap sang lelaki.
Ibrahim bin Adham terdiam sejenak, kemudian Ia mengetahui bahwa lelaki tersebut dalam keadaan bimbang.
Berkata Syekh Ibrahim bin Adham : “Wahai saudaraku ada lima hal yang harus engkau jalani apabila ingin perbuatan maksiatmu tidak membinasakanmu”.
“Apa saja lima perkara itu wahai Abu Ishaq?” tanya sang lelaki : “
“Pertama, apabila hendak berbuat maksiat, maka janganlah engkau makan dari rezeki-Nya” jawab Ibrahim.
“Ya Abu Ishaq, bagaimana bisa, sedangkan semua yang ada di bumi adalah rezeki dari-Nya.” Jawabnya.
Ibrahim pun tersenyum, “Bagaimana mungkin engkau terus mengambil rezeki-Nya, sementara engaku selalu durhaka pada-Nya”.
“Engkau benar. Lantas, apa perkara kedua? Tanyanya.