Penurunan Dolar AS Belum Berakhir, Yuan Mencuri Perhatian 

    Euro naik ke level Januari dan terakhir menguat 0,3 persen menjadi 1,2253 dolar AS.

    Pada pagi hari, bank-bank milik negara China terlihat berusaha mengekang reli yuan yang membawa yuan dalam negeri menjadi 6,4016 per dolar, terkuat sejak 2018.

    Bank-bank besar milik negara China terlihat membeli dolar AS sekitar 6,4 yuan di Asia pada sore dalam sebuah langkah yang dipandang sebagai upaya untuk mendinginkan reli yuan yang dipimpin oleh mitranya di luar negeri.

    Pakar strategi mengatakan dolar kemungkinan akan melemah terhadap banyak mata uang sampai pasar melihat data ekonomi dan suku bunga AS yang lebih kuat. Data yang lebih kuat bisa datang pada Jumat (28/5/2021) dengan angka baru pada harga konsumen inti AS untuk April dan survei manajer pembelian.

    Komentar dari pejabat-pejabat Fed menekan imbal hasil AS, kata Jeremy Stretch, kepala strategi G10 FX di CIBC. Itu mempertahankan narasi dolar yang lebih lemah.

    Komentar dovish dari pejabat Fed berlanjut pada Selasa (25/5/2021) dengan pidato Charles Evans, presiden Federal Reserve Bank of Chicago, mengatakan laporan inflasi baru-baru ini hanya mencerminkan “ledakan penyesuaian tingkat harga relatif pascapandemi.”

    Dua pejabat Fed lainnya membuat pernyataan serupa pada Senin (24/5/2021).

    Pound Inggris, yang telah naik sekitar 2,0 persen terhadap dolar sejak April, terhenti di 1,4149 dolar AS seolah-olah tidak bisa menembus 1,42 dolar AS.

    Sterling membutuhkan bukti baru dari kekuatan ekonomi Inggris untuk kembali ke level tertinggi 2021 di 1,4240 dolar AS yang dicapai pada Februari, kata para pedagang dan analis.

    Baca Juga :   Nasabah Bank Kalsel, Robainah Raih Undian Tabungan Simpeda Rp 50 Juta

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI