Suka Duka Guru di Papua, Jadi Pengajar Hingga Jadi Korban Penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata

    Nathalia mengingat suaminya Oktovianus sebagai sosok pendidik yang tulus dan ikhlas, mencerdaskan anak-anak di Kabupaten Puncak, Papua, di mana kawasan tersebut sangat minim sekali adanya guru.
     

    Hal itu membuatnya dan suami, serta banyak pendatang dari Kabupaten Toraja, Sulawesi Selatan, memilih mengabdi menjadi guru di sana.

    “Anak-anak di Puncak banyak belum tahu membaca, berhitung, Bahasa Indonesia,” kata Nathalia.
     

    Oktovianus telah 11 tahun mengabdikan diri menjadi tenaga pengajar di Sekolah Dasar Jambul.

    Di sekolah tersebut hanya terdapat tiga orang guru, sehingga dia menjadi guru kelas 1, 2 dan 3.
     

    Jarak dari kios ke sekolah tersebut sekitar empat kilometer pendakian dengan menggunakan motor di jalan rintisan.

    Dahulu, pada kurun waktu 2010-2014, Oktovianus mesti melewati jalan setapak mendaki untuk mengajar.
     

    Pengabdian luar biasa Oktovianus tersebut membuat hati kecil Nathalia yang tidak memiliki latar belakang pendidikan guru, juga tergerak untuk mengajar di SMP Negeri 1 Beoga.

    Di sana, ia turut mengajar Bahasa Indonesia, Seni Budaya dan Agama Kristen.
     

    Mereka pun tak sempat memikirkan untuk pulang ke kampung halaman di Kabupaten Toraja, Sulawesi Selatan.

    Hanya sesekali saat waktu liburan tiba, pasangan tersebut turun ke Kota Timika, menemui kelima anak mereka yang bersekolah di sana.
     

    “Almarhum benar-benar ingin anak-anak di atas betul-betul bisa membaca, menulis, apa yang mereka enggak tahu, bisa diajarkan,” ujarnya.
     

    Atas pengabdian dan aktivitas kemanusiaan yang dilakukan Oktovianus semasa hidupnya, Menteri Sosial Tri Rismaharini memberikan penghargaan khusus.
     

    Baca Juga :   Bangkok Terbaik, Jakarta Pecundangi Tokyo! Ini 10 Kota Terbaik di Asia Versi Time Out

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI