“Oleh karenanya, saya minta kepada Dishut membuatkan link juga aplikasi untuk memperoleh bibit. Jadi, kalau masyarakat memiliki gerakan menanam sendiri, hubungi link ini untuk memperoleh bibit,” pinta Safrizal.
Direktorat Jenderal Pengelola Aliran Sungai dan Hutan Lindung, Kementerian LHK, Helmi Basara, menyampaikan pihaknya mendukung penyediaan bibit gratis.
“Bibitnya tidak hanya pohon-pohonan, tapi juga produktif. Ada buah, pete, tergantung permintaan masyarakat dan ketersediaan, ” jelasnya.
Helmi juga menyebut adanya tiga lokasi persemaian permanen dengan kapasitas sekitar dua juta batang jenis kayu-kayuan dan tumbuhan yang produktif.
“Semoga upaya Kemen-LHK, pemerintah provinsi dan kabupaten kota dapat mewujudkan gerakan revolusi hijau di Kalimantan Selatan,” harap Helmi Basara.
Plt Kadishut Kalsel, Fatimatuzzahra menjelaskan, Embung Lok Udat dulunya bekas lahan terbakar. Luas areal 109 hektare dan bisa ditanami saat ini baru pada posisi 3,5 hektare.
Selain Embung Lok Udat, terdapat lokasi-lokasi penanaman lain di wilayah kabupaten dan kota se-Kalsel, dengan melibatkan SKPD, sekolah, dan komunitas lingkungan hidup. “Kami berharap, dengan tetap menanam bisa mengembalikan fungsi lahan, 20 tahun bisa tertutupi lahan kritis di Kalsel. Tentunya dengan meminimalisir Karhutla, ilegal logging, ilegal mining, dan perambahan hutan di luar ketentuan,” imbuhnya. (smn)
Editor : Hasby