WARTABANJAR.COM, MYANMAR-Penentang aturan militer di Myanmar menjadikan telur Paskah sebagai simbol pembangkangan pada Minggu (4/4/2021), seraya mengunggah gambar telur dengan slogan tertentu.
Hal itu mereka lakukan setelah malam penyalaan lilin di seluruh negeri untuk mengenang mereka yang terbunuh sejak kudeta 1 Februari 2021.
Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, sebuah kelompok aktivis yang memantau korban dan penangkapan sejak militer menggulingkan peraih Nobel Aung San Suu Kyi dari pemerintahan terpilih, mengatakan jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 557 orang.
“Orang-orang di seluruh Myanmar terus menyerang untuk mengakhiri kediktatoran, untuk demokrasi dan hak asasi manusia,” kata kelompok itu.
Terlepas dari pembunuhan tersebut, pengunjuk rasa keluar setiap hari, seringkali dalam kelompok kecil di kota-kota kecil, untuk menolak kembalinya kekuasaan militer setelah satu dekade upaya menuju demokrasi.
Di malam hari orang berkumpul dengan lilin.
Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik mengatakan 2.658 orang ditahan, termasuk empat wanita dan seorang pria yang berbicara dengan kru berita CNN yang berkunjung dalam wawancara di jalan-jalan kota utama Yangon pekan lalu.
Seorang juru bicara CNN mengatakan pihaknya mengetahui laporan penahanan setelah kunjungan tim.
“Kami mendesak pihak berwenang untuk informasi tentang ini dan untuk pembebasan yang aman dari setiap tahanan,” kata juru bicara CNN.
Polisi dan juru bicara junta militer tidak menjawab panggilan telepon untuk dimintai komentar.