Di Jerman banyak terdapat produk-produk bio/organik yang disajikan dalam bentuk minuman seperti Ginger Shot dan Curcuma Shot.
Minuman-minuman ‘‘modern‘‘ tersebut sebetulnya juga bisa dibilang jamu karena dibuat dari bahan yang termasuk dalam delapan elemen yang disebutkan tadi.
Oleh sebab itu, Ibu Liza berpendapat bahwa ada peluang bagi jamu asal Indonesia untuk bisa dinikmati juga oleh orang Jerman asalkan bisa dikemas dengan lebih modern.
Saat ini Ibu Liza sedang mengikuti kursus untuk menjadi Acaraki atau Peramu Jamu. Pelatihan ini digelar oleh sebuah perusahaan jamu di Indonesia.
Dalam pelatihan tersebut diajarkan mengenai karakteristik setiap rempah-rempah dan bagaimana cara mengolahnya dengan benar.
Jika pandemi telah usai, Ibu Liza ingin mengembangkan usaha jamunya agar bisa dikonsumsi oleh masyarakat Jerman.
Melalui Komunitas Jamu Gendongnya, Ibu Liza terus mengkampanyekan gerakan membuat dan minum jamu, mengadakan workshop pembuatan jamu, serta safari jamu gendong ke kota-kota di Jerman.
Wilayah Kerja KJRI Frankfurt mencakup enam negara bagian yang terletak di sebelah selatan Jerman yaitu Hesse, Baden Württemberg, North Rhine Westphalia, Bavaria, Rhineland Palatinate dan Saarland.
Jumlah WNI di wilayah kerja KJRI Frankfurt tercatat 14.200 orang. Ini merupakan jumlah terbesar di wilayah Eropa setelah Belanda dan Inggris. (edj)
Editor: Erna Djedi