Sementara Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional Kalsel Syauqi Kamal ST MT mengatakan, pembukaan kembali jembatan lama Sungai Alalak bersifat sementara guna mengurangi permasalahan transportasi, terutama angkutan sembako ke Batola.
“Oleh karena itu, berat angkutannya pun terbatas maksimal 10 ton. Memang konstruksi fisik jembatan lama Sungai Alalak itu mampu untuk beban 30 ton, tetapi kami khawatir kalau ada masalah, sebab pondasi tiang tergeser,” ujarnya.
Begitu pula Jembatan Matraman (sekitar 65 kilometer utara Banjarmasin) yang bersifat sementara (sebagai pengganti jembatan runtuh diterjang banjir) daya beban maksimal 30 ton.
“Oleh sebab itu pula, kami mohon batuan dari Satuan Polisi Lalulintas (Sat Polantas) untuk pengawasan guna keselamatan dan lancarnya lalulintas,” demikian Syauqi.
Kondisi filar jembatan lama Sungai Alalak Batola saat ekspor dalam rapat Komisi III DPRD Kalsel bersama stakeholder di Banjarmasin, Rabu (10/2) malam. (Syamsuddin Hasan)
Sedangkan Direktur Lalu Lintas Polda Kalsel Kombes Pol Maesa Sugriwo menanggapi positif hasil rapat bersama tersebut dan menyatakan akan menurunkan Satpol. Lantas buat pengamanan khusus pada dua titik Jembatan Matraman dan Jembatan Alalak.
Perwira menengah polisi penyandang melati tiga yang belum “setahun jagung” bertugas di Kalsel ini juga mengimbau semua pengguna jalan raya agar mematuhi ketentuan berlalulintas dan angkutan guna kenyamanan serta keselamatan bersama. (ant)
Editor: Erna Djedi