“Jumlah penduduk pengangguran (pencari kerja) masih cukup tinggi dan berada di peringkat ke-5 se-Banua Enam,” tukasnya.
Diterangkannya, akar masalah belum optimalnya kualitas SDM hingga menyebabkan kemiskinan di HST ini adalah masih rendahnya akses rumah layak huni, rendahnya akses sanitasi, rendahnya akses air minum, SPM social belum tercapai (tidak semua PMKS sudah mendapat perlindungan social) dan masih tingginya keluarga pra sejahtera.
Selain itu juga disebabkan lemahnya peran dan fungsi keluarga dalam pembangunan keluarga serta lemahnya ketahanan ekonomi keluarga.
Sedangkan faktor pengangguran disebabkan oleh masih kurangnya kompetensi dan pendidikan informal bagi masyarakat dan terbatasnya kesempatan kerja.
Pada rancangan teknoratik RPJMD Kabupaten HST untuk Tahun 2022-2026 Ia juga menyebutkan, ada enam permasalahan pokok pembangunan Kabupaten HST yaitu :
- Belum optimalnya kualitas SDM
- Belum optimalnya pembangunan ekonomi kerakyatan untuk pertumbuhan yang berkualitas
- Lambannya perkembangan kawasan pertumbuhan dan belum terpenuhinya secara merata pembangunan infrastruktur
- Adanya potensi konflik sosial dan penyakit masyarakat yang berpengaruh terhadap kenyamanan lingkungan
- ABelum optimalnya tata kelola pemerintahan
- Menurunnya kualitas lingkungan dan terjadinya bencana alam. (ant)
Editor: Erna Wati