Warta Jumat : Mengingat Allah disaat Manusia Lalai

Oleh : Muhammad Rijal Fathoni, S.Pd.I

WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN – Kita telah memasuki tahun 2021 Masehi, ada sebuah pertanyaan mengapa tahun baru Masehi disambut begitu meriah dengan meniup terompet, menyulut kembang api, dan berbagai macam hura-hura lainnya, hanya karena menanti tibanya pukul 00.00 wita.

Sedangkan tahun Hijriyah, tahun barunya kita Umat Islam disambut dengan pembacaan doa akhir tahun selepas sholat ashar dan doa awal tahun selepas sholat magrib yang mana berharap diakhir tahun itu kaum muslimin mendapatkan keampunan dan kemaafan dari Allah Azza wajalla dan berharap pula pada awal tahun Allah SWT. Memberi Taufiq dan hidayah untuk senantiasa meningkatkan ketaqwaan.                                                                         

Perlu kita ketahui bahwa Hijrah (Hijriyah) berasal dari bahasa Arab yang berarti Meninggalkan atau berpindah. Maksudnya ialah kita umat Islam meninggalkan tradisi jahiliyah, tradisi dimana bangsa Romawi menghormati dewa Janus setiap awal tahun. Yang didalamnya hura-hura dan foya-foya, berpindah kita menuju tradisi yang lebih menunjukan rasa syukur kepada Allah yang telah memanjangkan umur kita dan mendapat bimbingan dariNya untuk melakukan ketaatan.

Adapun pesta tahun baru pertama kali dicetuskan oleh Julia Caesar yang mengubah sistem kalender romawi menjadi berdasarkan perhitunag matahari. Yang untuk selanjutnya ini tradisi dilanjutkan oleh mereka yang tidak beragama Islam, yang mana perayaan ini dapat memberi dampak pada keimanan seseorang, karena seorang muslim mengikuti atau bahasa banjarnya manuruti (membunyikan lonceng daripada tradisi Nasrani, meniup terompet daripada tradisi Yahudi, dan menyalakan api tradisi dari Majusi), yang kesemuaan itu ada pada perayaan tahun baru masehi. Yang bahkan terlebih lagi bisa seorang muslim sampai mengagungkan perayaan dari agama lain.

Wahai Saudaraku seagama yang takut akan api neraka ingatlah ancaman dari Junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Bersabda : “ Man tasyabbaha biqaumin fahuwa minhum” yang artinya : Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka (HR. Ahmad dan Abu Daud). Apabila diri kita, anak kita, maupun keluarga kita mengikuti tradisi dari orang-orang kafir maka Allah akan mengumpulkan kita bersama mereka di dalam nerakanya Allah.

Baca Juga :   Gunakan Badan Jalan, Pedagang dan Parkir Pasar Tapandang Berseri Pelaihari Ditertibkan 

Oleh karena itu hendaklah kita menjaga diri kita, anak istri kita, dan keluarga kita dari api neraka, sebagai mana perintah Allah SWT. Dalam Al Qur’an : “Yaa ayyuhaladzina amanuu Quu anfusakum wa ahliikum Naaraa” yang artinya : Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka (QS. At Tahrim 6).

Adapun kita sebagai orang beriman menyikapi tahun baru masehi ini hendaknya kita memperbanyak melakukan keta’atan kepada Allah, mengingat Allah dengan berzikir dan berdoa. Karena Allah SWT. Akan memberi kemulian kepada mereka yang ingat kepada Allah disaat kebanyakan manusia yang sedang lalai dan lupa kepada Allah SWT. (*)

Editor : Hasby

BERITA LAINNYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERBARU HARI INI