WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN- Setahun menguasai Afghanistan, Taliban kini mulai mengincar pendidikan.
Sejumlah anggota Taliban di Afghanistan dikabarkan ramai-ramai menukar senjata demi mendapatkan buku pelajaran di tengah pandangan skeptis soal pendidikan modern di kalangan kelompok itu.
Di antaranya adalah Gul Agha Jalali yang merupakan seorang milisi Taliban yang ikut menukarkan senjatanya untuk mendapatkan buku.
Dulu, ia kerap menghabiskan malam dengan menanam bom untuk menyerang pejabat pemerintah Afghanistan dan pasukan asing, namun sekarang Jalali sibuk belajar.
Kini, ia sedang mengikuti kursus bahasa Inggris dan mendaftarkan diri untuk kursus ilmu komputer di Kabul.
“Saat negara kami dijajah orang kafir, kami perlu bom, mortar, dan senjata. Sekarang, ada kebutuhan yang lebih besar untuk pendidikan,” kata Jalali seperti dikutip dari AFP.
Anggota lainnya Taliban, Amanullah Mubariz juga senada dengan Jalali.
Amanullah mempunyai mimpi besar untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
Ia bergabung dengan Taliban saat berusia 18 tahun.
Kini usianya 25 tahun dan siap menempuh pendidikan tinggi.
“Saya mendaftar ke kampus di India, tetapi saya gagal di tes bahasa Inggris. Saya lalu mendaftar ke sini [Institut Muslim Kabul],” ucapnya.
Seorang anggota Taliban lainnya, Mohammad Sabir, juga tampak bahagia bisa menjadi mahasiswa Universitas Dawat.
“Saya meninjau kembali studi saya tahun ini usai kemenangan Emirat Islam [nama resmi pemerintahan Taliban],” katanya.
Sebagaimana Jalali, dia sempat menunda pendidikan demi bergabung dengan Taliban.