WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN- Sekarang ini banyak orang menderita stroke akibat pola hidup tak sehat.
Stroke merupakan kondisi gawat darurat sehingga harus mendapatkan pertolongan sesegera mungkin.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa stroke menjadi penyebab kematian nomor 2 dan penyebab disabilitas nomor 3 di seluruh dunia.
Selain itu, WHO memperkirakan sekitar 70 persen kasus stroke terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Menurut data Riskesdas dari Kementerian Kesehatan, sebanyak 10,9 per 1.000 penduduk di Indonesia mengalami stroke pada tahun 2018.
Terdapat berbagai faktor risiko stroke antara lain memiliki tekanan darah tinggi, diabetes, hingga faktor gaya hidup seperti memiliki berat badan berlebih dan kurangnya aktivitas fisik.
Sering menjadi perhatian sekarang ini, bekerja berlebihan juga disebut bisa meningkatkan risiko stroke.
Benarkah demikian?
Apa Itu Stroke?
Dilansir dari National Heart, Lung, and Blood Institute, stroke merupakan kondisi saat aliran darah ke otak menjadi terhambat.
Ini disebabkan adanya penyumbatan pembuluh darah di otak atau pembuluh darah otak yang pecah.
Kondisi tersebut menyebabkan jaringan otak tidak mendapatkan darah.
Padahal, sel-sel otak memerlukan oksigen untuk dapat berfungsi dengan normal, seperti dijelaskan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).
Apabila tidak ada suplai oksigen, maka jaringan otak mengalami kerusakan dan mengalami kematian dalam beberapa menit.
Maka dari itu, stroke membutuhkan pertolongan sesegera mungkin agar kerusakan otak yang terjadi kian parah.