WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Pakar petir dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Syarif Hidayat tidak yakin sambaran petir bisa sampai merusak dan melubangi tangki kilang minyak Pertamina hingga menyebabkan kebakaran.
Dia menanggapi kesimpulan hasil investigasi Pertamina atas dugaan penyebab kebakaran di kilang Balongan, Indramayu, Jawa Barat, yang terjadi pada Maret lalu.
Menurut Syarif, ketebalan tubuh tangki menipiskan kemungkinan bolong oleh petir. “Saya berpendapat itu tidak mungkin,” ujarnya dilansir TEMPO, Senin (15/11/2021).
Dia menuturkan bahwa secara umum, berdasarkan penelitian yang ada dan diakomodir sebagai standar internasional, tebal logam tangki kilang minyak lebih dari 4,85 milimeter.
Dengan ketebalan seperti itu, sambaran petir dinilainya kecil kemungkinan sanggup melelehkan atau bahkan membuat tangki di kilang minyak berlubang.
“Kalau iya, kita harus uji dengan sungguh-sungguh sehingga tidak jadi keliru,” kata dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB itu.
Menurut Syarif, yang lebih mungkin adalah badan tangki mengalami kelemahan, penuaan, seperti berkarat, atau bautnya longgar.
“Kalau sudah ada bolongnya karena sobek, korosi, atau dibor untuk kebutuhan tertentu, titik itu bisa jadi segitiga api,” katanya merujuk kepada faktor kebakaran dari bahan bakar, oksigen, dan panas yang bisa berasal dari percikan api kecil.
Mekanisme sambaran petir pada kasus tangki kilang minyak, menurut Syarif, ada dua yaitu secara langsung dan tidak langsung. Pada sambaran langsung, petir misalnya menyasar ke lubang-lubang di tangki minyak yang sengaja dibuka ataupun tidak sengaja.