Mengapa Safar Dianggap Bulan Penuh Kesialan

    Oleh : Ustadz Muhammad Rijal Fathoni, S.Pd.I

    WARTABANJAR.COM, BANJARMASINBulan Safar merupakan salah satu bulan yang dianugerahkan oleh Allah SWT. Sayangnya, banyak manusia yang menganggap bahwa bulan Safar ini adalah bulan bala karena ada banyak sekali masalah atau cobaan yang biasanya turun ke bumi.

    Padahal, musibah atau cobaan itu bukan diturunkan oleh karena saat itu adalah bulan Safar, melainkan semua itu terjadi karena kehendak Allah SWT.

    Tidak ada bulan dari Muharram sampai Dzulhijjah yang menjadi bulan bala. Semuanya adalah bulan yang istimewa karena bulan itu ada atas izin Allah.

    Sangat disayangkan di zaman sekarang pemikiran daripada masyarakat bahwa bulan Safar adalah bulan penuh musibah itu hampir mendarah daging di hati masyarakat.

    Sama halnya ketika seseorang beranggapan bahwa suatu penyakit itu dapat menular karena disebabkan oleh penyakit itu sendiri.

    Padahal, dalam dasar ketauhidan, tidak akan terjadi sesuatu jika bukan karena izin Allah SWT.

    Dalam sebuah hadis disebutkan; dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda ; “Tiada kejangkitan, dan juga tiada mati penasaran, dan tiada juga Safar”, kemudian seorang badui Arab berkata: “Wahai Rasulullah SAW, unta-unta yang ada di padang pasir yang bagaikan sekelompok kijang, kemudian dicampuri oleh Seekor unta betina berkudis, kenapa menjadi tertular oleh seekor unta betina yang berkudis tersebut?”.

    Kemudian Rasulullah SAW menjawab: “Lalu siapakah yang membuat unta yang pertama berkudis (siapa yang menjangkitinya)?” (HR. Bukhari dan Muslim).

    Baca Juga :   Dinas PUPR Kalsel Programkan Sertifikasi Tenaga Ahli Konstruksi di 2025

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI