Desa Matang Hanau, Jejak Sejarah dan Kekayaan Budaya di Balangan, Daerah Penghasil Gula Merah dan Kolang Kaling

    WARTABANJAR.COM, PARINGIN- Desa Matang Hanau di Kabupaten Balangan dikenal sebagai penghasil gula merah dan buah kolang kaling.

    Hal ini menjadi keunikan tersendiri bagi desa tersebut, bahkan menjadi bagian kekayaan budaya warga setempat.

    Namanya, Matang Hanau, rupanya ada kaitannya dengan hasil alam yang dimilikinya tersebut, yaitu hanau yang berarti enau atau aren dalam Bahasa Indonesia.

    Seperti sudah lazim diketahui, aren adalah bahan utama pembuatan gula merah.

    Nama sebuah desa seringkali mencerminkan keunikan budaya dan sejarah yang mendalam.

    Di Balangan, nama Desa Matang Hanau tidak hanya menunjukkan identitas geografis, tetapi juga mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi lokal yang berakar kuat.

    Pamong budaya dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Balangan, Halianor menjelaskan secara rinci tentang asal usul dan makna nama Desa Matang Hanau, serta kaitannya dengan kehidupan masyarakat setempat.

    Desa Matang Hanau sebelumnya dikenal dengan nama Singkubut pada tahun 1982,  kemudian mengalami perubahan nama menjadi Matang Hanau pada tahun 1990.

    “Perubahan ini terjadi seiring dengan pemekaran dari Desa Lajar,” kata Halianoor.

    Nama Matang Hanau sendiri memiliki makna yang mendalam, diambil dari kata “matang” yang berarti kebun atau kawasan kering, dan “hanau“, yang merujuk pada tanaman hanau, sejenis tanaman palma yang dikenal juga dengan nama aren atau enau.

    Halianoor menjelaskan, tanaman enau memiliki ciri khas berupa batang yang kokoh dengan tinggi mencapai 25 meter dan bagian atasnya diselimuti oleh serabut hitam atau ijuk.

    Baca Juga :   Hadiri Launching CSIRT, Pemkab Tanbu Komitmen Dukung Keamanan Siber di Kalsel

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI