Khaled Meshaal Gantikan Yahya Sinwar Pimpin Sementara Kelompok Hamas

     

    WARTABANJAR.COM, BEIRUT – Salah satu pemimpin gerakan Palestina, Hamas, Khaled Meshaal disebut-sebut sosok yang mengambil alih peran sebagai kepala sementara kelompok Hamas setelah Yahya Sinwar tewas akibat serangan Israel.

    Perihal itu dikabarkan oleh saluran televisi Lebanon LBCI yang mengutip sejumlah sumber.

    Menurut laporan media tersebut, Meshaal, yang memimpin gerakan Hamas di luar Palestina, kini bertanggung jawab atas semua kegiatan komunikasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam negosiasi dan masalah tahanan.

    Baca juga:Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Dinyatakan Tewas dalam Serangan di Gaza

    Sejumlah sumber juga mengonfirmasi kepada LBCI bahwa pemimpin Hamas itu “memberi tahu pejabat Turki, Qatar, dan Mesir” tentang kematian Sinwar.

    Sebelumnya, pihak pasukan Israel (IDF) mengonfirmasikan pada Kamis (17/10) bahwa Yahya Sinwar telah gugur dalam sebuah operasi di Jalur Gaza selatan.

    Sinwar dianggap sebagai dalang utama dan penyelenggara serangan oleh Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

    Tewasnya Yahya Sinwar merupakan pukulan berat bagi milisi Hamas. Karena pria berusia 61 tahun itu dianggap sebagai pemimpin terkuat Hamas yang juga disegani oleh warga Gaza.

    Yahya Sinwar menghabiskan 22 tahun di penjara Israel sebelum dibebaskan dalam pertukaran tahanan pada 2011 dengan Gilad Shalit, seorang tentara Israel yang ditangkap oleh Hamas. Setelah kembali ke Gaza, ia mendapatkan reputasinya sebagai ideolog yang teguh sebelum menjadi pemimpin Hamas di Gaza pada 2017.

    Baca juga:Setelah Pemimpin Hamas Tewas, Hizbullah Nyatakan Akan Lebih Ganas

    Yahya Sinwar dianggap sebagai otak perencana serangan pada 7 Oktober 2023 ke Israel selatan.

    Sementara para pemimpin Hamas lainnya hidup nyaman di Türki, Lebanon, atau Qatar, Yahya Sinwar memilih untuk tinggal di Gaza dan berlindung di bawah jaringan terowongan luas yang dibangun Hamas.

    Baca Juga :   Kementerian Sekretariat Negara Buka Program Magang untuk Siswa SMK dan Mahasiswa

    Ketika tentara Israel menyerang Gaza, Yahya Sinwar bertahan dan memegang kendali atas pasukan Hamas. Ia juga memimpin kebijakan politik luar negeri Hamas saat mereka berpartisipasi dalam negosiasi gencatan senjata.

    Yahya Sinwar terus mengonsolidasikan kendali selama musim panas, sebagai pemimpin politik Hamas. Ia kemudian menggantikan Ismail Haniyeh, yang dibunuh di Teheran, Iran.

    Yahya Sinwar dianggap sebagai pemimpin paling kuat di Hamas, yang memutuskan semua masalah terpenting kelompok itu. Ia juga termasuk orang yang tegas menolak berunding dengan Israel sehingga menyebabkan proses perundingan perjanjian gencatan senjata di Gaza menemui jalan buntu.

    Namun hanya dua bulan setelah menjadi pemimpin Hamas, hidup yahya Sinwar berakhir di reruntuhan bangunan di Rafah, Gaza selatan. Pasukan Israel menyerang sekelompok anggota bersenjata Hamas dengan melepaskan tembakan tank ke gedung tempat Sinwar bersembunyi. Serangan tersebut meruntuhkan sebagian bangunan dan menewaskan Yahya Sinwar.

    Baca juga:Israel Tak Sengaja Temukan Yahya Sinwar, Begini Gambaran Lewat Drone

    Israel dan AS kemudian mengonfirmasi identitas Yahya Sinwar menggunakan tes DNA dan catatan gigi.(pwk)

    Editor: purwoko

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI