WARTABANJAR.COM, JAKARTA – Kabar menyedihkan kembali terjadi di sekolah kedinasan menyusul kematian mahasiswa taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta. Korbannya Putu Satria, yang meninggal akibat dipukul seniornya karena sekolah kedinasan itu masih menerapkan gaya disiplin militer.
Terlahir bernama lengkap Putu Satria Ananta Rustika (19), menjadi mahasiswa tingkat pertama di STIP. Korban merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Bali. Perbekel Desa Gunaksa I Wayan Sadiarna membenarkan, Putu Satria Ananta Rustika adalah warganya.
“Dirinya merupakan alumni SMAN 2 Semarapura,” ujarnya seperti dikutip Wartabanjar.com.
Berdasarkan informasi, kejadian itu terjadi di toilet lantai II STIP Jakarta Utara. Awalnya, Putu Satria dan teman-temannya yang masih tingkat I dipanggil oleh senior di tingkat II.
Baca juga: Jonatan Christie Melaju Ke Final Piala Thomas 2024 Usai Hentikan Taiwan
Seniornya yang berinisial T asal Bekasi, sempat menanyakan siapa yang meminta korban dan rekan-rekanya memakai pakaian olahraga ke gedung pendidikan lantai 3.
Korban dan rekan-rekannya kemudian diminta berbaris berjejer. Kemudian T memukul ulu hati korban dengan tangan mengepal sebanyak 5 kali.
Hal itu membuat korban terkapar hingga akhirnya meregang nyawanya di klinik kampus STIP Jakarta, Cilincing, Jakarta Utara.
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Ahmad Wahid menyatakan budaya kekerasan atau aksi perpeloncoan senior kepada junior di kampus yang berada di bawah Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tersebut sudah dihapuskan meski kembali siswa tewas akibat aksi penganiayaan.