WARTABANJAR.COM., JAKAETA – Pakar digital menyebut, literasi finansial digital dibutuhkan masyarakat agar terhindar dari jeratan judi online. Pemerhati budaya siber Zahid Asmara mengatakan, memperkuat literasi finansial digital hingga menjauhi utang menjadi sejumlah kiat yang bisa dilakukan guna terhindar dari jeratan judi online.
Agar dapat terhindar dari dampak negatif perkembangan teknologi digital termasuk kemunculan judi online, maka masyarakat perlu mengenali literasi finansial digital,” ujar Zahid dalam lokakarya bertema “Stop Judi Online! Cegah Efek Berkepanjangan untuk Kesehatan Mental dan Finansial yang digelar Kementrian Komunikasi dan Onformatika (Kominfo) di Gowa, Sulawesi Selatan.
Seperti yang dilansir Wartabanjar.com dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu (16/03/2024), literasi finansial digital merupakan wawasan tentang kegiatan pelayanan keuangan atau metode pembayaran yang memanfaatkan teknologi digital.
Zahid menilai dengan memperkuat literasi finansial digital, seseorang dapat memahami lebih baik cara menggunakan layanan keuangan secara online, termasuk mengetahui bahaya dari judi online. Selain memperkuat literasi finansial digital, kiat lainnya yang bisa dilakukan agar terhindar dari jeratan judi online adalah membatasi akses pada platform digital, mengubah cara pandang konsumtif menjadi investasi, membiasakan transaksi tunai dan menjauhi utang.
Princeton Bridge Year On-Site Director Indonesia Sani Widowati menjelaskan, merujuk data Drone Emprit, Indonesia merupakan negara dengan pemain judi daring terbanyak di dunia yang berjumlah 201.122 orang. Beragam bentuk judi online antara lain mesin slot permainan kartu, slot permainan dadu, taruhan olahraga, hingga lowongan pekerjaan.