Bikin Takjub! Saat 2.000 Bangunan Hangus & 110 Orang Tewas, Tapi Rumah Atap Merah Berusia 100 Tahun Ini Utuh

    WARTABANJAR.COM – Dari ribuan rumah dan banguan yang hancur akibat kebakaran hebat di Maui, Hawaii, ternyata ada sebuah bangunan yang masih berdiri kokoh. Seperti ‘rumah atap merah’ ini. Menakjubkan!

    Rumah di Lahaina, Maui ini selamat dari bencana kebakaran dahsyat yang melanda Hawaii. Kenapa bisa rumah tersebut utuh meski ada bencana dahsyat yang menerjang Hawaii pada pekan lalu itu? Penasihat kehutanan untuk University of California, Susie Kocher menyebut, atap rumah yang paling berkontribusi pada mudah tidaknya rumah bisa.

    BACA JUGA: Terungkap Nasib WNI Usai Kebakaran Dahsyat Landa Hawaii, Rumah Ikut Terbakar

    Diketahui pemilik rumah yang dikenal dengan ‘rumah atap merah’ ini baru merenovasi rumahnya sebelum kebakaran terjadi. Salah satu struktur yang direnovasi adalah atap. Pemilik rumah mengganti atap yang awalnya berbahan dasar kayu menjadi campuran aspal.

    Rumah atap merah’ itu menjadi viral di media sosial lantaran terlihat utuh setelah kebakaran hebat melanda Maui, Hawaii.

    Dari kebakaran itu bahkan menewaskan 110 orang dan lebih dari 2.000 rumah dan bangunan hancur lebur.

    Rumah tersebut berada di pinggir pantai di Kota Lahaina, Hawaii. Cat dindingnya berwarna putih berkelir hijau dan masih terlihat bersih tak menghitam seperti bekas terkena kobaran api. Sangat kontras dengan rumah-rumah di sekelilingnya yang sudah hancur dan hangus terbakar.

    Sejumlah fakta rumah atap merah itu adalah:

    1. Pemilik rumah atap merah ungkapkan hal ini

    Dikutip dari Seattle Times, Senin (21/8/2023), saat bencana itu terjadi, Dora dan suaminya sedang mengunjungi keluarga di Massachusetts. Saat kebakaran itu juga, dia baru selesai merenovasi rumahnya, namun tidak dengan tujuan untuk menghadapi kobaran api.

    Properti berusia 100 tahun itu dulunya adalah rumah pemegang buku untuk karyawan Pioneer Mill Co., sebuah perkebunan gula yang beroperasi di Lahaina mulai pertengahan 1800-an. “Ini adalah rumah kayu 100% jadi tidak tahan api atau apa pun,” kata Atwater Millikin.

    Saat merenovasi rumahnya, Dora mengganti atap dengan bahan aspal dan logam berat. Sebelumnya, rumah itu memiliki atap berbahan kayu dan timah. Mereka kemudian melapisi tanah dengan batu hingga garis bawah atap, yang menjorok 36 hingga 40 inci.

    Mereka juga mengurangi dedaunan yang biasanya memenuhi rumahnya. Lagi-lagi bukan karena ada pikiran mengurangi risiko kebakaran, tetapi karena mereka khawatir rayap akan menyebar ke rangka kayu, katanya.

    “Kami menyukai bangunan tua, jadi kami hanya ingin menghormati bangunan itu,” katanya. “Dan kami tidak mengubah bangunan itu dengan cara apa pun – kami hanya merestorasinya.” ujarnya.

    2. Kenapa rumah atap merah ini selamat dari kebakaran?

    Susie Kocher, penasihat kehutanan untuk University of California menyebut, atap rumah yang paling berkontribusi pada mudah tidaknya rumah bisa terbakar. Atap bisa menjadi ruang pendaratan yang luas untuk bara api, sehingga bila atap terbakar, bisa jadi semua akan ikut terbakar.

    Penulis panduan soal pencegahan rumah terhadap kebakaran hutan ini mengatakan, atap yang berbahan aspal sama baiknya dengan yang berbahan logam dalam hal ketahanan terhadap api kelas A.

    Diketahui pemilik rumah yang dikenal dengan ‘rumah atap merah’ ini baru merenovasi rumahnya sebelum kebakaran terjadi. Salah satu struktur yang direnovasi adalah atap. Pemilik rumah mengganti atap yang awalnya berbahan dasar kayu menjadi campuran aspal.

    Para ahli menyarankan agar pemilik rumah membersihkan vegetasi yang mudah terbakar dalam radius 5 kaki dan menggantinya dengan fitur hardscape seperti paving stone atau kerikil.

    “Jika ada semak-semak, terutama yang mudah terbakar, berada tepat di samping rumah dan bara api membakarnya, panasnya dapat memecahkan jendela dan langsung masuk ke dalam rumah,” kata Susie dikutip dari Seattle Times, Senin (21/8/2023).

    Rumah itu mungkin juga mendapat manfaat dari fakta bahwa itu tidak terlalu dekat dengan properti tetangga, katanya, menunjukkan bahwa itu masing-masing dibatasi di tiga sisi oleh laut, jalan dan lahan kosong seperti taman.a

    “Salah satu sumber bahan bakar terbesar adalah rumah,” katanya. “Jadi ketika satu rumah naik, jika yang lain sangat dekat, pancaran panasnya bisa menangkap rumah lainnya.” ujar dia.

    BACA JUGA: Terus Bertambah, Korban Tewas Kebakaran Hawaii Jadi 106 Orang, AS Kerahkan Tim Koroner dan Ahli Patologi

    Sementara itu, Stephen Quarles, Penasihat Emeritus UC Cooperative Extension mengatakan, risiko akan lebih besar ketika bangunan yang terbakar berjarak 30 kaki (6 meter) atau kurang.

    Itulah akta terkait ‘rumah atap merah’ yang masih utuh usai kebakaran hebat di Maui, Hawaii.(wartabanjar.com/berbagai sumber)

    editor: didik tm

    Baca Juga :   Pesan Kapolri di Rakor Persiapan Libur Nataru

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI