Tolak Ibu Hamil hingga Meninggal, Ternyata RSUD Subang Dapat DAK Rp 8,8 M untuk Ibu dan Anak

    WARTABANJAR.COM – Seorang ibu hamil asal Kampung Citombe, Desa Buniara, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang, Jawa Barat dikabarkan meninggal dunia diduga tak ditangani oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciereng, Subang.

    Hilangnya nyawa ibu hamil atas nama Kurnaesih (39) tersebut terjadi pada Kamis (16/2/2023) malam lalu. Saat itu, Kurnaesih dan kandungannya yang sudah berusia sembilan bulan itu hendak melahirkan di RSUD Ciereng, Subang.

    Bukan hanya sang ibu meninggal, tapi bayi dalam kandungannya meninggal dunia usai ditolak saat akan melahirkan di RSUD Subang pada Kamis (16/2/2023).

    Warga Kampung Citombe itu meninggal diduga karena lambatnya penanganan saat ia ditolak pihak RSUD dengan alasan ruangan penuh.

    BACA JUGA :M Topan Gantung Diri Hingga Tewas di Rumahnya Usai Dinasehati Ayahnya

    Kasus kematian Kurnaesih justru berbanding terbalik dengan program Kementerian Kesehatan untuk menekan angkat kematian ibu dan bayi.

    Diketahui, Kementerian Kesehatan RI tahun 2023 ini menggelontorkan Dana Alokasi Khusus (DAK) kepada RSUD Subang sebesar Rp 8,8 miliar untuk pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin, dan menyusui.

    Sebut Ruangan Penuh

    “Tahun ini, RSUD dapat Dana Alokasi Khusus dari Kementerian Kesehatan RI sebesar Rp 8,8 miliar untuk pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu menyusui, serta ratusan bayi,” ujar Dirut RSUD Subang, dr. Ahmad Nasuhi, dalam rekaman suara dan video yang beredar di media sosial.

    Dana Alokasi Khusus (DAK) tersebut, menurut Ahmad Nasuhi, akan digunakan sepenuhnya untuk pelayanan kesehatan ibu hamil.

    “Dana tersebut akan kita maksimalkan untuk pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin, dan menyusui demi menekan angka kasus kematian ibu dan bayi di Subang,” katanya.

    BACA JUGA :Seorang Pria Ditemukan Tewas Gantung Diri di Banjar Raya Banjarmasin

    Terkait kasus kematian Kurnaesih, Dirut RSUD Subang mengungkapkan, ke depan RSUD Subang dan Dinkes Subang berkomitmen bersama-sama menurunkan angka kematian Ibu dan bayi.

    “Kami akan memperbaiki sistem rujukan. dan akan lakukan pembinaan internal dan eksternal, serta kami jug berkomitmen membenahi diri meningkatkan kemampuan, sehingga kita bisa menghadapi kasus-kasus berat yang dirujuk dari puskesmas, sebelum di rujuk ke Rumah Sakit Tipe A seperti RSHS Bandung, ” ungkapnya.

    “Dengan sistem rujukan baru dan baik, kita bisa mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi,” imbuhnya

    Atas nama RSUD Subang, pihaknya juga mohon maaf kepada keluarga Kurnaesih dan masyarakat dimanapun bilamana pelayanan RSUD belum optimal.

    “Kami RSUD Subang akan berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaiki pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Semoga ke depan pelayanan RSUD Subang semakin baik dan bisa memberikan kepuasan tersendiri bagi masyarakat yang berobat ke RSUD Subang,” ujarnya.

    Namun saat ditemui usai pertemuan di Aula Kantor Bupati Subang pada Senin (6/3/2023) sekitar pukul 10.30 WIB, Direktur RSUD Subang Ahmad Nasuhi, masih tak mau memberikan statement apapun terkait viralnya kasus kematian ibu hamil yang ditolak ditangani oleh pihak RSUD Subang.

    “Nanti saja…nanti saja…soal itu mah… Nanti kita akan undang rekan-rekan, terima kasih,” ucap Ahmad Nasuhi, singkat.

    Sementara itu, belasan awak media yang mendatangi Pendopo Bupati Subang, untuk meminta tanggapan Bupati Subang, juga tak bisa menemui orang nomor 1 di Subang tersebut.

    Bagian Protokol dan Komunikasi (Prokopim) Pimpinan Kabupaten Subang, Euis Hartini melalui pesan singkat WhatsApp menyampaikan kepada awak media, bahwa Bupati akan menggelar presscon terkait kasus kematian ibu hamil yang diduga di tolak oleh pihak RSUD Subang.

    “Mohon ijin nanti teman-teman setelah ada penjelasan secara terpadu kita akan mengundang presscon. Mohon maaf saya belom ada petunjuk waktu presscon nya,” ujar Euis Hartini dalam pesan singkatnya dikutip dari Tribun Jabar.

    Dinas Kesehatan Subang minta maaf

    Euis, bidan Desa Buniara, Kecamatan Tanjungsiang, Subang (kiri), didampingi Juju Junaedi, suami Kurnaesih. Adapun Kurnaesih meninggal usai ditolak oleh pihak RSUD Ciereng Subang.

    Euis, bidan Desa Buniara, Kecamatan Tanjungsiang, Subang (kiri), didampingi Juju Junaedi, suami Kurnaesih. Adapun Kurnaesih meninggal usai ditolak oleh pihak RSUD Ciereng Subang. (Tribun Jabar)

    Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Subang, Jawa Barat, Maxi, meminta maaf terkait ibu hamil asal Tanjungsiang, Subang, yang meninggal karena ditolak melahirkan di RSUD Ciereng Subang.

    “Terkait kematian ibu dan bayinya di Tanjungsiang, saya secara pribadi maupun atas nama Dinas Kesehatan menyampaikan rasa berbelasungkawa dan keprihatinan yang dalam,” kata Maxi melalui pesan singkat, Senin (6/3/2023).

    Maxi jug mengatakan, pihaknya memohon maaf atas pelayanan kepada masyarakat yang belum optimal dan sesuai dengan ekspektasi masyarakat.

    Ia menduga ada miskomunikasi keadaan yang serba darurat saat kejadian.

    Maxi menyebut tidak ada niat mencelakakan atau menolak pasien karena saat itu memang kondisi ICU sedang penuh.

    “Semoga kejadian ini menjadi pelajaran penting dan berharga untuk mawas diri bagi seluruh pelayanan kesehatan agar mengutamakan profesionalisme, yang berempati dan nilai kemanusiaan,” kata dia.(wartabanjar.com/berbagai sumber)

    Editor : DTM

    Baca Juga :   Implikasi Penambahan Kursi Menteri, Puan Pastikan Komisi di DPR Bertambah

    Baca Lebih Lengkapnya Instal dari Playstore WartaBanjar.com

    BERITA LAINNYA

    TERBARU HARI INI