WARTABANJAR.COM, BANJARMASIN – Ada istilah orang tua dahulu meniup terompet meminta Malaikat Isrofil untuk segera meniup sangkakala agar cepat kiamat, itu istilah mereka menakut-nakuti anak, keponakan dan cucu mereka agar tidak mengikuti pekerjaan orang-orang kafir.
Menurut Ustadz Muhammad Rijal Fathoni, namun mirisnya sekarang ada orang tua yang membelikan terompet untuk anak, keponakan, bahkan cucunya untuk memyambut tahun baru, bukankah mengetahui Sabda Nabi Muhammad SAW : Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk bagian dari mereka”.(HR Abu Dawud, Hasan)
Berkata Alm Habib Mundzir bin Fuad Al Musawwa, “Malam tahun baru ini adalah malam paling banyaknya maksiat Umat Nabi Muhammad SAW. kata Beliau lagi kita tidak menentang atau menyalahkan mereka orang-orang non muslim, karena memang itu adalah hari raya bagi mereka, tetapi justru hari raya mereka ini lebih banyak di rayakan dan di ramaikan oleh orang-orang islam umat Nabi Muhammad SAW.
Jikalau di masa lalu Nabi Muhammad SAW dilempari kotoran unta oleh kaum kafir Quraisy, namun dimasa sekarang Umat Beliau sendiri yang melempari dosa kehati Nabi Muhammad SAW. dengan ikut merayakannya”.
Pada malam tahun baru adalah malam dimana panggung-panggung musik di tegakkan, tempat hiburan malam menjadi tujuan, minuman keras dan obat-obatan terlarang mereka gunakan, bahkan hotel-hotel di isi oleh laki-laki dan perempuan yang belum ada ikatan pernikahan.
Berkata Al Imam Al Hafidz Al Musnid Prof Habib Abdullah bin Abdul Qodir Bilfaqih : “Barang siapa membaca Lailaha illallah tiga kali ditutup dengan Muhammadur Rasulullah SAW satu kali, pada malam tahun baru masehi pukul 24.00 tepat, maka mereka yang membaca itu kalimat diganjar Allah atasnya satu juta kebaikan, dihapus satu juta dosa kecil, serta ditinggikan satu juta derajat,”.