WARTABANJAR.COM, BANJARBARU – Sekelompok perempuan lansia di Kelurahan Syamsudin Noor, Banjarbaru, terlihat produktif dari kegiatan di pekarangan rumah.
Melalui Gerakan Pangan Perempuan Banjar, mereka menanam sayur atau meracik jamu, mereka membangun ekosistem pangan berkelanjutan.
Gerakan ini digawangi oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Kasturi dan Posyandu Mawar, dengan dukungan strategis dari PT Pertamina Patra Niaga AFT Syamsudin Noor.
Baca Juga
Ini Hukuman 3 Pelaku Penyalahgunaan Sumbangan di Makam Datu Kelampayan
Tak sekadar menanam sayur atau meracik jamu, mereka membangun ekosistem pangan berkelanjutan yang mengintegrasikan pertanian, UMKM, edukasi gizi, hingga daur ulang limbah.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Region Kalimantan, Edi Mangun, menjelaskan, gerakan ini adalah contoh nyata Creating Shared Value (CSV).
“Pekarangan adalah ruang mikro—tapi di sanalah perempuan Banjar mendefinisikan ulang kedaulatan pangan dari akar rumput,” ujarnya.
Awal mulI PWEJlNn gerakan ini dari lahan pekarangan yang terbengkalai diubah menjadi kebun produktif dengan prinsip agroekologi, menanam sayuran dan tanaman obat keluarga (toga).
Hasil panen tidak hanya dikonsumsi sendiri, tetapi juga menjadi bahan baku UMKM lokal, seperti jamu JASSER 33, yang kini dikenal sebagai produk unggulan.
Gerakan ini unik karena memiliki rantai nilai terpadu mulai dari penanaman bahan pangan oleh KWT Kasturi (hulu), pengolahan produk oleh UMKM Posyandu Mawar (hilir), distribusi ke masyarakat (pemasaran), hingga pemanfaatan untuk edukasi gizi dan penanganan stunting.