WARTABANJAR.COM, BANJARBARU – Warga Banjarbaru dan sekitarnya dibuat bingung dengan cuaca yang tak menentu. Meski kalender menunjukkan awal musim kemarau, hujan deras masih sering mengguyur wilayah ini. Apa sebenarnya yang terjadi?
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena ini disebabkan oleh sejumlah faktor atmosfer yang tidak biasa. Hal tersebut diungkapkan oleh Analis Klimatologi Stasiun Klimatologi Kalimantan Selatan, Arif Rahman, dalam keterangannya pada Sabtu (5/7/2025).
“Secara umum, masuknya musim kemarau tahun ini mengalami keterlambatan. Hingga akhir Juni, baru sekitar 30% wilayah Indonesia yang benar-benar masuk musim kemarau. Itu jauh dari angka normal,” jelas Arif.
BACA JUGA:Heboh! Anak Buaya Muncul di Kuin Selatan, Diduga Korban Perdagangan Satwa Ilegal
Monsun Lemah, Suhu Laut Hangat, Hujan pun Mengguyur
Arif menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama dari curah hujan yang masih tinggi di Kalimantan, khususnya Banjarbaru, adalah melemahnya Monsun Australia. Padahal, angin musiman ini biasanya membawa udara kering dari selatan dan menjadi penanda utama musim kemarau.
“Karena kekuatannya tidak optimal, kelembapan udara di wilayah Kalimantan tetap tinggi, sehingga awan-awan hujan mudah terbentuk,” tambahnya.
Tak hanya itu, aktivitas gelombang atmosfer tropis seperti Gelombang Kelvin dan gelombang frekuensi rendah juga tengah aktif melintasi Kalimantan Selatan, yang semakin mendorong pertumbuhan awan hujan.
“Ditambah lagi, suhu muka laut yang hangat di sekitar wilayah Indonesia turut menyuplai uap air dalam jumlah besar. Ini adalah bahan baku utama terbentuknya hujan,” papar Arif lebih lanjut.