WARTABANJAR.COM, PUNCAK JAYA – Situasi mencekam menyelimuti Kabupaten Puncak Jaya, Papua, setelah konflik pasca-Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 memicu kerusuhan berdarah yang menelan korban jiwa, luka-luka, hingga kerugian material dalam skala besar.
Kepala Operasi Damai Cartenz-2025, Brigjen Faizal Ramadhani, mengungkapkan bahwa sejak pecahnya bentrokan pada 27 November 2024 hingga 4 April 2025, setidaknya 12 orang dilaporkan tewas, 658 luka-luka, dan 201 bangunan hangus terbakar akibat bentrok antarpendukung pasangan calon nomor urut 01 dan 02.
“Konflik ini bermula dari ketegangan antara dua kubu pendukung calon kepala daerah dan berkembang menjadi kerusuhan besar yang sangat merugikan masyarakat,” jelas Brigjen Faizal dalam pernyataan resminya, Senin (7/4/2025) dikutip dari Beritasatu.com.
Lebih mengkhawatirkan lagi, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) diduga kuat memanfaatkan kekacauan politik tersebut untuk melancarkan aksi kekerasan bersenjata.
“Beberapa korban meninggal akibat tembakan senjata api yang diduga dilakukan oleh KKB. Mereka memanfaatkan situasi panas ini untuk memperluas pengaruh dan menebar teror,” tegas Faizal, yang juga menjabat sebagai Wakapolda Papua.
Data Korban Konflik Pilkada Puncak Jaya:
Korban meninggal dunia:
8 orang dari kubu paslon 01
4 orang dari kubu paslon 02
Korban luka-luka:
432 orang dari kubu paslon 01
230 orang dari kubu paslon 02
Kerugian Material:
Total 201 bangunan terbakar, terdiri dari:
196 unit rumah warga
1 unit sekolah dasar (SD Pruleme Belakang Toba Jaya)